Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Kisah di Balik Penggerebekan Seorang Kolonel yang Pesta Sabu di Hotel Berbintang

Penangkapan itu berlangsung di sebuah hotel bintang lima di Kota Semarang, Jawa Tengah, pada 29 April 2013.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ini Kisah di Balik Penggerebekan Seorang Kolonel yang Pesta Sabu di Hotel Berbintang
youtube
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, A Prianggoro

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Ketika menjabat sebagai Deputi Pemberantasan Narkotika BNN, Benny Mamoto pernah menangkap seorang Kolonel yang kedapatan sedang pesta narkoba.

Penangkapan itu berlangsung di sebuah hotel bintang lima di Kota Semarang, Jawa Tengah, pada 29 April 2013.

Saat ditemui Tribun, baru-baru ini, Benny menceritakan bila pihaknya perlu waktu sebulan untuk penyelidikan.

Penyelidikan terhadap perwira TNI AL tersebut dilakukan lewat cara pengawasan langsung di lapangan dan melalui bantuan teknologi informasi (TI).

"Saat itu yang cukup memprihatinkan, penangkapan dilakukan sepekan setelah sang komandan tersebut melakukan tes urine serentak bersama anggota-anggotanya. Ketika tes urine dia memang negatif (tidak mengkonsumsi narkoba, Red), namun setelahnya kami menduga dia kembali mengonsumsi narkoba," ujar Benny seraya mengemukakan, sejumlah anggota gemetar dan grogi saat hendak menangkap Kolonel Antar Setia Budi. Ia pun membawa pasukan dari Jakarta untuk berjaga-jaga.

"Kenapa saya berani menangkap kolonel tersebut? Karena kami didukung oleh Panglima TNI dan ada surat MoU resmi tentang pemberantasan narkoba di kalangan tentara," ujar Benny.

Berita Rekomendasi

Lain cerita Benny saat meringkus anak seorang jenderal bintang tiga yang ditengarai terlibat narkotika. Saat itu, Benny yang masih berpangkat jenderal bintang dua sempat kena semprot dan diintervensi sejumlah senior dari kepolisian.

"Saya bilang kepada senior-senior kalau apa yang saya lakukan saat ini adalah dalam rangka menyelamatkan generasi bangsa dari bandar narkoba, termasuk anak sang jenderal itu. Saya tunjukkan bukti-buktinya dan paparkan kasusnya secara tenang serta penuh hormat. Mereka pun akhirnya bisa mengerti," kata Benny yang sekarang mengajar di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian sebagai penanggung jawab Program Studi Kajian Terorisme dan Keamanan Nasional.

"Kenapa saya menangkap semua orang yang terlibat? Termasuk sederetan orang-orang penting dan berpengaruh. Sebab, rakyat bertanya apakah hukum ini berlaku bagi siapa saja tanpa pandang bulu." (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas