Sudirman Korban Bom Kuningan Harus Minum Obat Setiap Hari Hingga Sekarang
Peristiwa Bom Kuningan di Kedubes Australia pada 9 September 2014 lalu masih berbekas dibenak Sudirman atau yang karib disapa Dirman.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peristiwa Bom Kuningan di Kedubes Australia pada 9 September 2014 lalu masih berbekas dibenak Sudirman atau yang karib disapa Dirman.
Bagaimana tidak kejadian 12 tahun lalu tersebut menyebabkan ia harus rutin mengongkonsumsi obat setiap hari, hingga sekarang.
"Saya oleh dokter diwajibkan minum obat setiap hari satu kali untuk pengobatan syaraf saya," katanya dalam acara Silaturahmi Keluarga bom Kuningan, di Slipi, Jakarta, Sabtu (10/9/2016).
Selain itu akibat peristiwa pengeboman tersebut penglihatannya terganggu.
Mata kirinya tidak berfungsi lantaran terkena serpihan bom.
"Selain tangan, mata saya juga cacat," ujarnya.
Dirman merupakan satu dari tujuh Satpam Kedubes Australia yang menjadi korban dari ledakan bom.
Saat itu ia sedang berjaga di dalam Kedubes sebelum kemudan dari gerbang tiba-tiba terjadi ledakan.
Dirman mengatakan dalam proses penyembuhannya ditanggung pemerintah Australia.
Beruntung menurutnya, ia kini berangsur pulih meski harus mengkonsumsi obat setiap hari.
Ia dapat beraktifitas kembali tanpa adanya traumatik yang mendalam.
"Pemerintah Indonesia hanya membantu penyembuhan tiga bulan tapi langsung close, beruntung kami dilanjutkan pemerintah Australia dan kami masih diberdayakan hingga sekarang," katanya.
Sementara itu direktur Aliansi Damai Indonesia (Aida), Hasbillah Satrawi yang selama ini mendampingi para korban bom, mengatakan perlu peran pemerintah dalam pendampingan para korban.
Mulai dari korban bom Bali 1 dan 2, JW Marriot, dan Kedubes Australi.
Kurang lebih terdapat 250 korban yang memerlukan pendampingan.
"Negara tidak bisa lepas begitu saja, karena dampak bom itu sangat besar dan panjang, tidak hanya pegobatan awal saja, melainkan juga hingga ia dapat kembali beraktifitas normal di masyrakat," katanya.
Beruntung menurutnya dari ratusan korban bom tersebut 31 diantaranya sudah pulih dan ikut aktif dalam mengampanyekan perdamaian.
"Bersukur mereka yang pulih ada yang tidak hanya diam melainkan aktif dalam menyebarkan pesan perdamaian, agar kejadian pengeboman tersebut tidak kembali terulang," katanya.