Puluhan Mahasiswa Gelar Aksi Damai Tolak Reklamasi di Depan Kantor Menko Kemaritiman
"Keputusan melanjutkan megaproyek reklamasi mencoreng nawa cita Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo yang membangun Indonesia dari pinggiran,"
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan mahasiswa bersama Komunitas Nelayan Tradisional (KNT) Muara Angke menggelar aksi damai di depan Kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Selasa (13/9/2016) siang.
Aksi tersebut dalam rangka menolak reklamasi Teluk Jakarta.
Puluhan mahasiswa dan massa KNT Muara Angke sudah berkumpul sejak pukul 14.00 WIB menunggu pertemuan antara Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Sambil membentangkan berbagai spanduk penolakan proyek reklamasi, satu per satu elemen yang tergabung dalam aksi damai tersebut melakukan orasi.
"Keputusan melanjutkan megaproyek reklamasi mencoreng nawa cita Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo yang membangun Indonesia dari pinggiran," ujar orator perwakilan mahasiswa dalam aksi damai tersebut.
Menurutnya Pembangunan Pulau G di Jakarta Utara yang semula direncanakan sebagai hutan lindung dan hutan wisata beralih menjadi pemukiman.
"Ini jelas tidak pro rakyat kecil," lanjut mahasiswa sebuah perguruan tinggi negeri tersebut.
Ketua KNT Muara Angke, Iwan (40) menolak tegas kelanjutan proyek reklamasi karena memberi banyak dampak negatif tidak hanya bagi nelayan tapi seluruh rakyat DKI Jakarta.
"Kami menuntut pemerintah dalam hal ini Menko Kemaritiman untuk menunjukkan reklamasi itu ditujukan untuk siapa? Itu yang selama ini tidak bisa dijawab pemerintah," jelas Iwan.
Hingga saat ini mahasiswa dan nelayan masih bertahan di depan Kantor Kemenko Kemaritiman menunggu kedatangan Ahok dan Luhut Binsar Panjaitan.
Puluhan personil Polda Metro Jaya disiapkan untuk mengamankan jalannya aksi damai dan kedatangan Gubernur DKI Jakarta.