Kelanjutan Operasi Tinombala Menunggu Hasil Evaluasi Satu Sampai Dua Bulan Ke Depan
Pimpinan gerakan radikal yang bernama Santoso, juga telah berhasil ditangkap satgas Tinombala beberapa waktu lalu.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, pihaknya masih belum memutuskan apakah akan memperpanjang masa operasi Timobala atau tidak.
Menurutnya, keputusan akan dilakukan setelah analisa dan evaluasi (Anev) dilakukan.
Diketahui, satu lagi anggota kelompok teroris Mujahid Indonesia Timur (MIT) bernama Subron ditangkap oleh satgas operasi Tinombala pada Senin 19 September 2016 kemarin.
Pimpinan gerakan radikal yang bernama Santoso, juga telah berhasil ditangkap satgas Tinombala beberapa waktu lalu.
"Tinombala, nanti klo kami anev lebih kurang dua bulan atau satu setengah bulan operasi kami akan evaluasi. Kalau seandainya kami anggap cukup ya kita akhiri operasi dan kita kembali ke operasi rutin," kata Tito kepada wartawan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta Timur, Selasa (20/9/2016).
Menurutnya, saat ini masa operasi satgas tinombala masih tersisa sekitar satu setengah atau dua bulan lagi. Jika satgas tersebut masih dibutuhkan untuk memberantas anggota Santoso sampai ke akarnya, maka operasi tersebut akan dilanjutkan.
Tito juga mengatakan saat ini masih mempunyai target utama yang harus ditangkap yaitu Ali Ahmad atau Ali Kalora.
"Kami anggap masih butuh (satgas tinombala) untuk pengejaran ya kami akan lanjutkan," katanya.
Untuk diketahui, Satgas Tinombala adalah satuan tugas gabungan polisi dan TNI yang dibentuk untuk menumpas terduga kelompok teroris pimpinan Santoso yang berkubu di hutan-hutan di pedalaman Poso, Sulawesi Tengah.
Dalam perjalanannya, satgas ini telah berhasil menangkap pimpinan gerakan Radikal tersebut yakni Santoso dan juga Basri. Selain itu pasukan ini juga baru saja menangkap Subron pada Senin 19 September 2016 kemarin. Saat diperkirakan kelompok radikal Santoso hanya tersisa kurang lebih 11 orang.