Salam dari Ujung Utara Indonesia: Di Sini, 23 Anggota Polisi Harus Melayani 20 Ribu Warga
Warga di Tagulandang, Manado, Sulawesi Utara prihatin dengan minimnya jumlah polisi yang bertugas disana.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, TAGULANDANG - Warga di Tagulandang, Manado, Sulawesi Utara prihatin dengan minimnya jumlah polisi yang bertugas disana.
Bayangkan, jumlah anggota di Polsek Tagulandang hanya 23 orang, mereka harus melayani 20 ribu jiwa warga di Pulau yang berbatasan dengan Filipina tersebut.
Tidak hanya Polsek Tagulandang yang minim personel, Polres Sangihe juga hanya memiliki 557 anggota.
Wakapolres Sangihe, Kompol Yusuf Baba menuturkan Polres Sangihe membawahi dua kabupaten yakni Sangihe dan Sitaro.
"Kabupaten Sangihe ada 15 kecamatan, 9 polsek, penduduknya 140 juta jiwa serta ada 105 pulau baik yang berpenghuni atau tidak," ujarnya saat ditemui minggu lalu di Pendopo Tagulandang.
Selanjutnya, kabupaten Sitaro membawahi 10 kecamatan terdiri dari empat polsek, 70 ribu jiwa penduduk dan 84 pulau baik yang berpenghuni maupun tidak berpenghuni.
"Jumlah Polisi di Polres Sangihe dan jajaran ada 557 personel. Ini harus menangani 210 ribu penduduk," katanya.
Sehingga wajar saja jika warga prihatin dan mengeluhkan kinerja polisi yang tidak bisa merespon cepat keluhan mereka yang bermukim di Bumi Mandolokang itu.
Lebih lanjut, seorang warga dari Kampung Wilakiama, Tagulandang Selatan bernama Wolter Takakobi mengaku prihatin dengan nasib anggota Polri disana, utamanya mereka yang bertugas di perbatasan dan harus menyisir pulau-pulau.
"Saya tinggal di bagian Selatan, cukup jauh kalau mau ke Tagulandang Induk. Disana saya jarang liat polisi. Kasihan juga, polisi disini minim dan biaya hidup tinggi. Bensin saja disini Rp 11 ribu, kalau ada kejadian di Selatan mereka pasti butuh dana, harus menyebrang, jauh. Kalau bisa ada tambahan sarana dan prasarana dari pusat," cerita Wolter soal anggota Polri di kampungnya.
Wolter menyarankan untuk menyiasati, Polsek Tagulandang bisa menggandeng Pastor atau Pendeta untuk menerima keluhan dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul di masyarakat.
Seperti di ketahui, wilayah Tagulandang mayoritas warganya Nasrani. Meski begitu, toleransi dan kerukunan antar umat begarama di sana sangat erat terjaga.
"Saya usulkan ke Polsek, supaya pakai sarana gereja untuk menyelesaikan masalah. Terlebih ada beberapa anggota polisi juga yang jadi pelayan gereja, ini harus diberdayakan. Saya paham selama ini kemampuan polisi di Tagulandang minim karena tidak ditunjang dengan sarana operasional," bebernya.
Menanggapi keluhan warga yang meminta jumlah polisi dan sarana serta prasarana ditambah, Yusuf Baba mengaku pihaknya sudah menyampaikan hal itu ke Polda Sumut.
Dia menjelaskan ke masyarakatnya bahwa soal penambahan personel dan sarana prasarana membutuhkan dana, dimana itu semua harus melalui persetujuan kementerian lain.
"Kemampuan negara kita terbatas. Baru-baru ini diusulkan ada beberapa kantor polisi tapi yang diacc hanya beberapa. Paling tidak, mudah-mudahan terbentuk Polres Sitaro karena wilayah Sitaro saat ini masih masuk Polres Sangihe dan ada penambahan personel," tambahnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.