Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bareskrim Tetap Usut Penipuan Kanjeng Dimas Meski Saksi Kunci Telah Meninggal Dunia

Saksi kunci dugaan penipuan Kanjeng Dimas Taat Pribadi senilai Rp 25 miliar telah meninggal dunia, namun kasus tidak lantas dihentikan.

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Bareskrim Tetap Usut Penipuan Kanjeng Dimas Meski Saksi Kunci Telah Meninggal Dunia
SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Dimas Kanjeng Taat Pribadi digiring aparat Kepolisian menuju ruang pemeriksaan di Subdit I Keamanan Negara Ditreskrimum Polda Jatim, Rabu (28/9/2016). Taat Pribadi ditahan Polisi karena diduga menjadi otak pembunuhan mantan jamaahnya. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Agus Andrianto, mengatakan meskipun Abdul Gani, saksi kunci dugaan penipuan Kanjeng Dimas Taat Pribadi senilai Rp 25 miliar telah meninggal dunia, namun kasus tidak lantas dihentikan.

"Laporan yang di Bareskrim ya tetap jalan terus. Ada empat saksi yang sudah diperiksa yakni kuasa huhum korban, korban ‎(Muhammad Ainul Yaqin‎) dan dua saksi dari Probolinggo. Dari merekalah kami tahu ada saksi kunci Abdul Gani yang meninggal," ucap Agus, Rabu (28/9/2016) di Mabes Polri.

‎Sebelumnya, Abdul Gani dibunuh oleh Sultan bentukan Kanjeng Dimas Taat Pribadi. Abdul Gani adalah saksi kunci seorang profesor (Muhammad Ainul Yaqin) yang lapor ke Mabes Polri atas dugaan penipuan penggandaan uang oleh Kanjeng Dimas Taat Pribadi.

Diduga, uang milik sang profesor saat penyerahan berlangsung melalui Abdul Gani yang juga juragan batu mulia merangkap pengepul uang yang akan digandakan ke Kanjeng Dimas Taat Pribadi, sehingga Abdul Gani dipanggil sebagai saksi oleh Bareskrim.

Namun sehari sebelum berangkat ke Mabes Polri, Abdul Gani dipanggil Kanjeng Dimas Taat Pribadi melalui kaki tangannya untuk datang ke padepokan milik Kanjeng Dimas Taat Pribadi‎ di Dusun Sumber Cengkek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo.

Abdul Gani datang karena dijanjikan uang Rp 20 miliar.

Tapi saat datang di padepokan, Abdul Gani langsung dibantai oleh beberapa sultan yang dikomandoi Kanjeng Dimas Taat Pribadi.

BERITA REKOMENDASI

Korban Abdul Gani dikeroyok dan lehernya dijerat tali hingga tewas di areal padepokan.

Mayatnya dinaikkan mobil, dibuang ke Wonogiri.

Terbunuhnya Abdul Gani, ‎sangat disayangkan oleh Agus meski begitu pihaknya meyakini tetap bisa membongkar kasus ini melalui koordinasi dengan Polda Jawa Timur karena Polda Jawa Timur juga menangani dua kasus penipuan, dengan terlapor Kanjeng Dimas Taat Pribadi.

"Saksi (Abdul Gani) kami panggil beberapa kali tidak pernah datang, ternyata dia sudah meninggal di Wonogiri," katanya.

Agus membeberkan Abdul Gani adalah orang dekat Kanjeng Dimas Taat Pribadi yang berperan mengumpulkan uang dari para santri dan menyetorkannya kepada Kanjeng Dimas Taat Pribadi.

"Taat (Kanjeng Dimas Taat Pribadi) ‎membuka praktik penggandaan uang dengan sistem multi level marketing (MLM). Per orang menyetor uang Rp25 juta dan dikumpulkan ke Abdul Ghani," imbuhnya.

‎Untuk diketahui, Kamis (22/9/2016), Brimob Polda Jatim mengerahkan 600 anggotanya untuk menggerebek Padepokan Kanjeng Dimas Taat Pribadi.

Kanjeng Dimas Taat Pribadi ditangkap berdasarkan laporan polisi di Probolinggo pada 6 Juli 2016, atas dugaan keterlibatan dalam perencanaan pembunuhan terhadap dua mantan santrinya yakni Abdul Gani dan Ismail.

Dalam pembunuhan itu, tersangka Kanjeng Dimas Taat Pribadi memerintahkan anak buahnya bernama Wahyu untuk menghabisi Abdul Gani dan Ismail, mereka berencana membongkar mengenai penggandaan uang yang dilakukan sang guru.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas