Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jessica Terisak Ceritakan Kecoa, Tikus, Kalajengking, dan Pengapnya Sel di Mapolda

"Banyak kecoa, tikus, kalajengking. Saya bingung, tidak ada ventilasi, cuma ada lubang di pintu, gelap gulita. Saya takut sekali," ujarnya

Penulis: Valdy Arief
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Jessica Terisak Ceritakan Kecoa, Tikus, Kalajengking, dan Pengapnya Sel di Mapolda
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Terdakwa Jessica Kumala Wongso saat menjawab pertanyaan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam sidang lanjutan kasus kematian Wayan Mirna Salihin di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Rabu (28/9/2016). Dalam sidang yang ke 26 beragendakan pemeriksaan terdakwa tersebut, JPU memberikan pertanyaan kepada Jessica terkait saksi-saksi yang telah dihadirkan pada sidang-sidang sebelumnya. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Valdy Arief

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jessica Kumala Wongso membeberkan situasi yang dia alami saat menjalani masa tahanan di Polda Metro Jaya.

Terdakwa dugaan pembunuhan Wayan Mirna Salihin itu, ditahan sejak akhir Januari 2016 silam.

Menurut dara yang pernah mengeyam pendidikan di Australia, kondisi sel tahanan Polda Metro Jaya sangat tidak layak.

Saat menceritakan kondisi tahanan selama masih berstatus tersangka yang berawal dari pertanyaan kuasa hukumnya, Jessica sempat terisak.

"Banyak kecoa, tikus, kalajengking. Saya bingung, tidak ada ventilasi, cuma ada lubang di pintu, gelap gulita. Saya takut sekali," ujarnya di Ruang Sidang Koesoema Atmadja Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (28/9/2016).

Sikap penjaga sel tahanan, dia sebut juga tidak bersahabat. Jessica mencontoh ketika pertama kali dijebloskan dalam tahanan, penjaga menyebut dia belum boleh dijenguk dan mandi.

Berita Rekomendasi

"Kamu belum boleh dikunjungi sampai hari Senin, waktu itu hari Sabtu, tidak boleh mandi, tidak ada barang apa-apa," katanya menirukan ucapan penjaga tahanan.

Ketika hujan turun di kawasan Polda Metro Jaya, di tempatnya menghabiskan masa tahanan sebelum pindah ke Rumah Tahanan Pondok Bambu, kerap banjir. Dia mengaku beberapa kali terpaksa tidur di lantai yang tergenang air.

Situasi toilet sekaligus tempat mandi, diceritakan Jessica kurang layak karena terbuka. Bahkan, dia menilai orang lain dari luar bisa melihatnya mandi.

Bahkan saat bulan ketiganya di dalam tahanan, Jessica mengklaim dirinya sempat terserang gangguan pernapasan.

"Karena udaranya tidak baik, tempatnya kotor, saya juga sendirian. Saya cuma bisa baca dan nulis, saya hanya ditaruh tempat kecil, itu sangat tidak mengenakan sekali," ungkapnya.

Setelah berkas perkaranya rampung dan diterima Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta pada Mei silam, Jessica dipindahkan ke Rutan Pondok Bambu.

Menurut Kepala Rutan tersebut Ika Yuspianti, gadis yang dituduh menuangkan racun sianida dalam kopi Mirna, menempati sel di blok B berukuran 4 x 6 meter.

"Dia tidak sendiri di dalam sel. Ada 14 orang di sel itu," kata Ika saat dihubungi.

Karena penuhnya sel tahanan, Jessica pun harus berbagi ruang dengan tahanan lain. Begitu pula saat menggunakan toilet.

"Toilet di sel dipakai bergantian," tutur Ika.

Meski demikian, Ika menyebutkan, selama menghuni di Rutan Pondok Bambu, Jessica tampak ramah dan  bergaul dengan sesama tahanan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas