Kata Politisi Hanura, Ahok Itu Anak Ideologis Ali Sadikin
Saya kira langkah-langkah Ahok-Djarot banyak kontroversial."
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Sekretaris Fraksi Partai Hanura DPR RI, Dadang Rusdiana, mengatakan, DKI Jakarta pernah memiliki pemimpin yang berkarakter. Pemimpin tersebut yakni Ali Sadikin yang memiliki visi yang jelas saat dia memimpin DKI Jakarta.
Dadang menuturkan, sosok Ali Sadikin ditemukan pada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Kami temukan kembali sosok Bang Ali Sadikin. Dan kami melihat itu pada sosok Ahok. Pak Ahok itu anak ideologis Pak Ali Sadikin," ujar Dadang dalam sebuah diskusi bertajuk "Seteru Panas Pilkada DKI, Siapa Kuat?" di Kawasan SCBD, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (29/9/2016).
Kesamaan lainnya antara Ahok dan Ali, lanjut Dadang, keduanya mempunyai langkah yang nyata dalam memimpin Jakarta, meskipun sering dianggap kontroversial.
"Jadi, pemimpin yang punya ketegasan, keberanian, itu bertindak di luar pakem, di luar kelaziman. Saya kira langkah-langkah Ahok-Djarot banyak kontroversial. Tetapi, pemimpin itu harus dalam satu waktu mewakafkan dirinya," kata dia.
Selama memimpin Jakarta, Ahok dan Djarot dinilai telah memanusiakan manusia. Mereka merelokasi warga yang tinggal di tempat kumuh ke rumah susun.
Menurut Dadang, Ahok dan Djarot memimpin Jakarta dengan tegas. Ketegasan itulah yang dinilai perlu untuk memimpin Jakarta, bukan sosok yang tenang dan ragu-ragu.
Ali Sadikin adalah gubernur yang sangat berjasa dalam mengembangkan Jakarta menjadi sebuah kota metropolitan yang modern.
Di bawah Ali Sadikin, Kota Jakarta mengalami banyak perubahan karena proyek-proyek pembangunan buah pikiran Bang Ali, seperti Taman Ismail Marzuki, Kebun Binatang Ragunan, Proyek Senen, Taman Impian Jaya Ancol, Taman Ria Monas, Taman Ria Remaja, kota satelit Pluit di Jakarta Utara, pelestarian budaya Betawi di kawasan Condet, dan lainnya.
Ali Sadikin juga mencetuskan pesta rakyat setiap tahun pada hari jadi kota Jakarta, 22 Juni.
Bersamaan dengan itu berbagai aspek budaya Betawi dihidupkan kembali, seperti kerak telor, ondel-ondel, lenong dan topeng Betawi, dan lainnya.
Penulis: Nursita Sari