Ketika Ahok Bicara Kaum Minoritas Bisa Menjabat Presiden
Oleh karenanya Ahok mengaku memiliki cita-cita menjadikan Indonesia sebagai 'Rumah Pancasila'.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku banyak pelajaran yang dapat dipetik dari politisi senior PDIP, Sabam Sirait.
Terutama mengenai hak setiap anak bangsa untuk menduduki jabatan di pemerintahan.
Oleh karenanya Ahok mengaku memiliki cita-cita menjadikan Indonesia sebagai 'Rumah Pancasila'.
Yakni dengan mengiplementasikan semua butir yang terkandung dalam Pancasila bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk hak menduduki jabatan di pemerintahan bagi kaum minoritas.
"Apa yang saya cita-cita kan adalah membangun rumah Pancasila. Ini yang musti sama bangun," ujar Ahok saat menghadiri ulang tahun ke-80 Sabam Sirait, di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (15/10/2016).
Menurut Ahok, "Rumah Pancasila" di Indonesia saat ini baru terbangun sebagian.
Menggantikan Joko Widodo duduk di kursi Gubernur, kata Ahok, menandakan jika rumah Pancasila itu sudah ada namum belum terbangun secara utuh.
"Ketika saya bisa menjadi seorang Gubernur DKI karena ikut Pak Jokowi meski di demo-demo kagak turun, ini rumah Pancasila jadinya setengah tembok kira-kira," kata Ahok.
Menurut Ahok 'Rumah Pancasila' semakin akan terbangun bila dia terpilih menjadi Gubernur DKI dipilih langsung melalui Pilkada.
Lantaran apabila terpilih berarti masyrakat Jakarta melihat pembagunan yang telah ia lakukan.
"Kalau tahun depan saya bisa terpilih karena prestasi saya, bukan karena SARA. Kami akan betul-betul adu program maka tembok ruang Pancasila selesai," tutur Ahok.
'Rumah Pancasila' baru dikatakan berdiri kokoh, menurut Ahok, apabila suatu saat nanti konstitusi menjamin dengan kuat bahwa kaum minoritas di negeri ini bisa menjadi presiden RI.
"Kalau suatu hari nanti yang dicap minoritas di negeri ini, konstitusi menjamin bisa menjadi presiden republik ini. Maka atap dan pagar rumah Pancasila lengkap kita bangun," pungkasnya.