Ramaikan Sail Selat Karimata, Kemenperin Gelar Lomba Desain Tenun
Lomba ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas perajin tenun dalam negeri sekaligus mempromosikan kain tenun nusantara
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian telah sukses menyelenggarakan lomba desain tenun khas Kalimantan Barat dalam mendukung rangkaian kegiatan Sail Selat Karimata 2016.
Lomba ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas perajin tenun dalam negeri sekaligus mempromosikan kain tenun nusantara kepada wisatawan mancanegara.
“Kain tenun khas Kalimantan Barat memiliki motif yang unik dan beragam, seperti lunggi pucuk rebung, dagin serong, dagin biasa dan cual padang terbakar," ujar Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih, Minggu (16/10/2016).
Menurut Gati, tenun merupakan warisan budaya bangsa Indonesia yang perlu terus dikembangkan.
“Tenun nusantara memiliki berbagai motif yang khas dan kental dengan nilai budaya daerah asalnya yang patut kita lestarikan, termasuk kain tenun khas Kalimantan Barat,” kata Gati Wibawaningsih.
Gati menjelaskan, lomba desain tenun khas Kalimantan Barat yang dilaksanakan sejak 15 Agustus 2016 ini mengangkat tema tentang kemaritiman. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan kegiatan Sail Selat Karimata 2016, yaitu untuk mengembangkan dan mempromosikan potensi maritim Indonesia.
“Jadi, para peserta berkreasi dan berinovasi membuat kain tenun dengan berbagai motif yang mencerminkan potensi maritim yang dimiliki Indonesia,” papar Gati Wibawaningsih.
Adapun ketentuan lainnya pada lomba ini, yaitu original desain atau hasil ide kreatif sendiri, teknik pengerjaan dengan alat tenun Gedogan atau alat tenun bukan mesin (ATBM), ukuran kain dengan lebar 60-80 cm dan panjang 120-200 cm, serta bahan baku benang yang digunakan dicelup dengan zat warna alam sebagai upaya mendorong terwujudnya industri hijau.
“Lomba ini kita sosialisasikan ke empat kabupaten, Sintang, Sambas, Kapuas Hulu dan Sekadau. Pada tanggal 27 September 2016, kami telah menetapkan tujuh pemenang dari 19 perajin tenun yang ikut,” jelas Gati.