Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wapres Duga Dokter Kurang Maksimal sehingga Harga Obat Mahal

Sang dokter memberondong pasien dengan sejumlah obat, berharap salah satu obat tersebut dapat mengobati peyakit sebenarnya.

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Wapres Duga Dokter Kurang Maksimal sehingga Harga Obat Mahal
TRIBUNNEWS/NURMULIA REKSO
Jusuf Kalla 

Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Di Indonesia ongkos membeli obat sering kali jauh lebih mahal dari ongkos konsultasi dokter.

Wakil Presiden RI. Jusuf Kalla punya teori tersendiri tentang keadaan tersebut. Ia menduga hal itu dipicu oleh kelalaian dokter.

Dalam sambutannya di acara Anti Corruption Summit (ACS) 2016 di kampus Universitas Gajah Mada (UGM), Sleman, Daerah Istimmewa Yogyakarta (DIY), Selasa (25/10/2016), Jusuf Kalla mengatakan bahwa sering kali dokter terlalu banyak menerima pasien, sehingga waktunya untuk memeriksa penyakit pasien dengan seksama hanya sedikit.

"Karena banyak yang antri, hanya lima (sampai) sepuluh menit periksa, kadang-kadang di ruang praktik sampai tiga (atau) empat orang," katanya.

Bisa jadi sang dokter juga menjadi tidak yakin dengan hasil diagnosanya.

Hal itu berujung kepada pemberian obat yang kurang efektif, dengan cara diberikan obat lebih banyak dari yang dibutuhkan, dan hal itu akhirnya membuat biaya menjadi mahal.

Berita Rekomendasi

Ia menamakan jurus dokter yang menggunakan ilmu tersebut dengan nama jurus "M16," nama yang sama seperti senapan mesin produksi Amerika Serikat (AS).

Sang dokter memberondong pasien dengan sejumlah obat, berharap salah satu obat tersebut dapat mengobati peyakit sebenarnya.

"Tar-tar-tar (menirukan suara senapa) mudah-mudahan kena satu (penyakitnya)," ujar Jusuf Kalla.

"Sehingga semua orang rumahnya sudah kayak apotik, banyak obat sisa,"jeasnya.

Dalam kesempatan tersebut Jusuf Kalla juga menceritakan bahwa suatu kali ia berobat ke luar negri, ia mendapati bahwa harga konsultasi lebih mahal dari obat. Jusuf Kalla tidak menyebutkan penyakitnya, namun ia menjelaskan saat itu ia harus membayar biaya konsultasi sepuluh kali lipat dari oat.

"Biaya konsultasi lima ratus dollar obatnya cuma lima dollar. Saya bingung,"kkatanya.

Jusuf Kalla memaparkan soal mahalnya obat untuk menanggapi pemberitahuan dari Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang memberi sambutan sebelum Wakil Presiden.

Ketua KPK dalam sambutannya mengatakan bahwa lembaganya mengendus ada praktik korupsi, yang membuat harga obat menjadi lebih mahal.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas