Santri Berharap Pelaksanaan Pilkada Tanpa Isu SARA
"Kami tidak dalam rangka mendukung siapapun, kami sedih dan miris melihat keadaan ini," ujar Muhammad Utomo kepada wartawan
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar, Indonesia adalah teladan bagi negara muslim lain dalam berdemokrasi.
Oleh karena itu, menurut Ketua Gerakan Santri Nasional, Muhammad Utomo, pelaksanaan pesta demokrasi di Indonesia harus berjalan ideal.
Pesta demokrasi itu termasuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta. Muhammad Utomo menilai pilkada yang ideal salah satunya adalah pilkada tanpa isu SARA, yang saat ini belum bisa diwujudkan sepenuhnya di pilkada DKI Jakarta.
"Kami tidak dalam rangka mendukung siapapun, kami sedih dan miris melihat keadaan ini," ujar Muhammad Utomo kepada wartawan, usai acara deklarasi pilkada damai, di Restoran Bebek Dower, Jakarta Selatan, Jumat (29/10/2016).
Ia menganggap persaingan antar kandidat saat ini sebaiannya adalah persaingan tidak sehat, yang menggunakan isu SARA untuk menjatuhkan maupun mengangkat elektabilitas kandidat tertentu.
Dikhawatirkan hal itu berdampak pada perpecahan di masyarakat.
"Padahal Islam mengajarkan untuk tidak saling membenci sesama manusia, meskipun beda agama," ujarnya.
Muhammad Utomo mengatakan lembaganya mengajak semua pihak untuk sama-sama menjaga keutuhan Indonesia, dan mengibdari isu SARA. Mereka yang memanfaatkan isu SARA, adalah musuh Gerakan Santri Nusantara.
"Gerakan Santri Nusantara juga mendesak pasangan calon untuk mendeklarasikan kampanye anti SARA," ujarnya.