Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Saat Penderita Tunanetra Mengajak Penyandang Cacat Lainnya Pergi Berlibur

Karena terbatas, keluarga pasti akan menghalanginya. Mereka nggak boleh begini-begitu karena khawatir dan akan merepotkan

Penulis: Hendra Gunawan
zoom-in Saat Penderita Tunanetra Mengajak Penyandang Cacat Lainnya Pergi Berlibur
Vivanti Ayu Damarsasi
Linda Permatasari 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bagi para penderita cacat pengalaman berpetualang di alam terbuka adalah hal yang sangat luar biasa langka. Bahkan bagi penderita tuna netra tentu akan sulit untuk menikmatinya, karena keterbatasan penglihatan.

Namun itu tidak berlaku bagi Linda Permatasari. Bahkan wanita ini cukup nekat dengan membawa serta 25 teman-temannya sesama penderita keterbatasan fisik untuk berpetualang ke Pulau Belitung.

Berlatar dari keinginannya agar para penderita cacat ini bisa seperti orang-orang normal pada umumnya, Linda yang juga pengelola Permata Tour di Bekasi ini mengajak 25 penderita cacat di Indonesia, seperti tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunanetra dan lainnya ke 'Negeri Laskar Pelangi' itu beberapa bulan lalu selama lima hari empat malam.

Permasalahan banyak dialaminya, bagaimana pun mereka tidak bisa sendiri dan harus ada pendampingnya. "Tentu butuh orang normal juga karena yang lumpuh butuh orang yang bisa mengangkatnya ke kendaraan atau kapal dan yang buta juga butuh pembimbing," kata Linda kepada Tribunnews.com belum lama ini.

Bagi Linda sendiri, ini adalah tantangannya, bagaimana ia bisa mencari teman-teman senasibnya yang juga ingin berpetualangan. Belum lagi biaya yang cukup besar untuk berlibur ke Belitung.

Linda bercerita, setelah memastikan ada 25 orang temannya turut serta, ia pun sibuk mencari hotel-hotel yang bisa menampung mereka di Belitung. "Saya telepon hampir seluruh hotel di Belitung, syukurnya ada beberapa hotel yang mau memberi harga murah dan gratis bahkan," ujarnya.

Sedangkan untuk biaya lainnya, ia pun mencari sponsor dari perusahaan-perusahaan yang mau membiayai. Ternyata banyak dari mereka ya bersedia, sehingga biaya perjalanan sebesar Rp 85 juta pun bisa terpenuhi.

Berita Rekomendasi

Dan dari perjalanan itu, seluruh peserta pun bisa menikmati dengan cara mereka sendiri-sendiri. "Walaupun menderita tunanetra, saya juga bisa meninkmatinya dengan perasaan saya. Saya bisa membayangkan keindahan alam yang ada di Belitung," jelasnya.

Demikian juga dengan yang lainnya, Linda yakin, bahwa teman-temannya sesama penderita cacat tersebut sangat menikmati pengalaman baru tersebut.

Bagaimana tidak, jelasnya, mungkin di rumah mereka akan mendapat halangan dari keluarga sendiri. "Karena terbatas, keluarga pasti akan menghalanginya. Mereka nggak boleh begini-begitu karena khawatir dan akan merepotkan. Nah ini yang tidak terjadi saat jalan bersama kami," terangnya.

Linda pun menyatakan tidak akan kapok, ia mengatakan, tahun depan akan membawa lebih banyak lagi penderita cacat untuk berpetualang bersamanya. "Tahun depan saya ingin paling tidak 50 orang penderita dari berbagai keterbatasan untuk pergi berwisata," demikian tekadnya.

Salah satu sponsor perjalanan Linda yaitu Samsung pun menyatakan bersedia membantu. Bahkan bagi penderita yang sama sekali tidak bisa menggerakkan semua tubuhnya akan dibagi pengalaman.

Sebagai contohnya, dua penderita lain yaitu Judith dan Airin yang diperlihatkan film-film rekaman pengalaman mereka di rumah sakit tempat dirawat. "Mereka sangat senang karena merasa senasib dan masih bisa merasakan pengalaman teman-teman lainnya," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas