Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

ISKA: Keberagaman Dalam Diri Pahlawan Saat Berjuang Bersama, Justru Sebagai Anugerah

Masih saja ada banyak kepentingan untuk menggoyang keutuhan dan persatuan Indonesia sebagai suatu bangsa dengan berbagai alasannya.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in ISKA: Keberagaman Dalam Diri Pahlawan Saat Berjuang Bersama, Justru Sebagai Anugerah
HO/Tribunnews
Ketua Umum Presidium Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA), Muliawan Margadana. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ancaman perpecahan bangsa, dengan berbagai alasannya yang jelas di depan mata, menjadikan Hari Pahlawan 2016 sebagai Tahun Refleksi bagi seluruh bangsa menjadi sangat penting.

Karena itu diserukan kepada seluruh elemen bangsa untuk menghargai jasa pahlawan dengan cara menahan diri tidak melakukan segala aksi yang dapat menjurus ke perpecahan bangsa.

"NKRI sebagai bentuk final merupakan warisan dari para leluhur bangsa dan pendiri negara, yang karena kearifan masing-masing tokoh nasional pada waktu itu, mau mengesampingkan kepentingan kelompok atau pribadi dan mengutamakan kepentingan bangsa," kata Ketua Umum Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (PP ISKA), Muliawan Margadana kepada media, Kamis (10/11/2016).

Menurut Muliawan, dalam situasi ini, bangsa Indonesia menjadi saksi bahwa ucapan Presiden Soekarno benar adanya.

Muliawan menjelaskan ada dua kutipan seruan Soekarno yang patut diingat kembali oleh bangsa Indonesia.

Soekarno, demikian dikutip oleh Muliawan, mengatakan “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”

Dan dalam HUT PROKLAMASI 1963, Soekarno menegaskan, “Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.”

Atas hal itu oleh Muliawan dijelaskan, bangsa Indonesia harus mengakui dan sekaligus menyadari bahwa pada saat ini negara dihadapkan pada ujian besar akan situasi politik dan keamanan yang tidak nyaman dan penuh ancaman terhadap persatuan Indonesia.

Ancaman tersebut tidak hanya datang dari dalam negeri tapi juga dari berbagai pihak luar yang tentunya ingin mengambil keuntungan dari instabilitas bangsa Indonesia.

Dalam situasi seperti ini, kearifan masing-masing tokoh dipertanyakan dan sekaligus dituntut untuk dapat mengayomi dengan menunjukkan perilaku ke-negarawanan-nya.

Bagi Muliawan, fenomena yang sekarang terjadi ini sebenarnya menjelaskan betapa bangsa Indonesia belumlah solid sebagai suatu bangsa dan negara.

Berita Rekomendasi

Masih saja ada banyak kepentingan untuk menggoyang keutuhan dan persatuan Indonesia sebagai suatu bangsa dengan berbagai alasannya.

Ini juga menjelaskan bagaimana sejarah panjang kolonialisme Indonesia bisa terjadi di bumi nusantara.

“Tanpa mengurangi rasa hormat, apa yang terjadi pada saat ini sebenarnya menjelaskan mengapa penjajahan banga asing di Indonesia bisa berlangsung lama. Kebersamaan sebagai satu bangsa dan perpecahan kepentingan, apapun alasannya, merupakan menjadi penyebab utama mengapa kita sulit menjadi bangsa yang besar, utuh dan negara yang satu,” kata Muliawan.

Terkait dengan itu, ISKA melihat, persoalan utama bangsa Indonesia tidak hanya soal pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat namun juga adalah menerima kebhinekaan secara utuh. Kekeluargaan, persaudaraan, kebersamaan dan musyawarah mufakat adalah nilai-nilai yang harus dikedepankan.

Oleh Muliawan ditambahkan, dua sejarah kerajaan Indonesia telah menjelaskan konflik internal yang mengakibatkan rapuhnya dalam negeri yakni perebutan kekuasaan di Singosari yang saling membunuh, dan tidak berlanjutnya Dinasti Demak yang hanya bertahan beberapa tahun.

“Jika kita semua mau melihat sejarah bangsa pada jaman kerajaan, Singosari dan Demak, kita akan tahu bahwa intrik dalam pemerintahan dan saling menjatuhkan adalah pola yang harus dihindari," ujarnya.

Ditegaskan berbagai pihak memahami bahwa Persatuan dan Kesatuan bangsa Indonesia adalah modal utama untuk tumbuh dan menjadi besar, bukan Sumber Daya Alam ataupun yang lain .

Bila Indonesia bersatu solid maka akan bertambah kuat dan menjadi besar dalam tataran global.

Oleh karena itu, faktor utama tersebut akan selalu diganggu agar sulit diwujudkan dan pihak lainlah yang akan menikmatinya.

"Sebagai bangsa yang cerdas mari kita selesaikan masalah dengan cara damai dan hilangkan kelemahan kita sebagai bangsa yang terus menerus digoda dengan perpecahan, perbedaan, permusuhan," ucapnya.

Menurutnya, energi nasional harus fokus agar cita-cita perjuangan sebagai bangsa yang termaktub dalam pembukaan UUD 45 tercapai .

"Keberagaman yang ada dalam diri para Pahlawan saat berjuang bersama, tidak pernah dipertanyakan dan justru dianggap sebagai anugerah . Inilah warisan sesungguhnya para Pahlawan yang perlu kita jaga dan terus pupuk bersama” kata Muliawan Margadana.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas