Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

"Jangan Ada yang Merongrong NKRI, Kita Tidak Ingin Indonesia Seperti Timur Tengah"

Rumah Gerakan 98 menyadari bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlalu fokus pada bidang ekonomi dan pembangunan infrastruktur.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in
Tribunnews.com/Srihandriatmo Malau
Para aktivis 98 yang tergabung dalam Rumah Gerakan 98 saat silaturahmi ke redaksi Tribunnews.com, Kamis (10/11/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivis 98 yang tergabung dalam 'Rumah Gerakan 98' menegaskan sikap bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah final.

Karena itu anggota Rumah Gerakan 98, Wahab Talauhu, menegaskan NKRI harus tetap utuh.

"Jangan ada yang merongrong NKRI. Kita tidak ingin Indonesia seperti Timur Tengah. NKRI sudah final," tegas Wahab ketika bertandang di redaksi Tribunnews.com di kawasan Palmerah Jakarta, Kamis (10/11/2016).

Rumah Gerakan 98  terbentuk dan bangkit dari kegelisahan melihat kondisi bangsa akhir-akhir ini.

Baca: Jokowi Sebenarnya Ingin Shalat Jumat di Istiqlal pada 4 November Tetapi Dilarang

Baca: Demo Susulan 25 November, Ini Saran Ulama Banten untuk Jokowi

Baca: Prajurit Kopassus Harus Siap Digerakkan Presiden Jokowi dalam Keadaan Darurat

Dia mengingatkan bahwa ada dua bahaya laten yang bisa merongrong dan menghancurkan NKRI yang sudah final ini.

Yakni, pertama tentang kepentingan modal atau fundamentalisme pasar dan fundamentalisme religius.

Rumah Gerakan 98 menyadari bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlalu fokus pada bidang ekonomi dan pembangunan infrastruktur.

BERITA TERKAIT

Sehingga ada ruang kosong yakni komunikasi politik baik kepada tokoh-tokoh bangsa dan PB NU dan PP Muhammadiyah serta ormas-ormas keagamaan.

Ruang kosong inilah menurutnya yang sedang dipakai oleh pihak-pihak yang menginginkan NKRI ini hancur.

Yang paling penting, bagi Rumah Gerakan 98 aksi pelengseran Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur tidak pernah akan terjadi di negeri yang sudah berusia 71 tahun dan paling disengani luar negeri.

"Adalah kerugian besar, modal besar yang harus dikeluarkan bangsa ini jika bangsa ini mulai lagi dari "0". Kami tidak menginginkan pemerintahan yang sedang berjalan ini jatuh di tengah jalan. Apalagi bangsa ini mengalami perpecahan. Kami tidak inginkan itu," tegasnya.

Oleh karena itu Rumah Gerakan 98 mengajak seluruh tokoh bangsa, baik politik dan keagamaan untuk duduk bersama memikirkan dan mencari solusi terbaik buat kondisi bangsa saat ini.

"Karena kami dan rakyat Indonesia punya spirit yang sama, yakni 'Kami ingin merawat kebangsaan ini'. Semua pihak harus menyadarinya dan harus menjadi negarawan sejati untuk bangsa ini, agar tidak terpecah-belah dan hancur," pesannya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas