Pengamat: Tidak Ada Kaitan Aksi 4 November dengan Bom Samarinda
Sedangkan aksi teror yang dilakukan di gereja beberapa hari yang lalu menurutnya sudah sangat terstruktur.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik dari Lingkar Madani, Ray Rangkuti, menilai tidak ada kaitan aksi 4 November dengan bom yang terjadi di Gereja Oikoumene, Samarinda, Kalimantan Timur.
Ia menegaskan aksi 4 November merupakan bentuk tuntutan publik atas kasus penistaan agama yang diduga dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Aksi tersebut menurut saya tidak memiliki hubungan dengan 4 November. Itu murni gerakan publik yang menuntut supaya ada ada penegakan hukum terhadap Ahok yang dianggap melakukan penistaan agama," ujar Ray saat ditemui di Ma'arif Institute, Jalan Tebet Barat Dalam II, Jakarta Selatan, Selasa (15/11/2016).
Baca: Fahri Hamzah: Demo 4 November Baru Pemanasan
Sedangkan aksi teror yang dilakukan di gereja beberapa hari yang lalu menurutnya sudah sangat terstruktur.
"Tidak relevan untuk mengaitkannya, gerakan terorisme ini adalah gerakan yang panjang dan terstruktur sejak lama," jelas Ray.
Kendati begitu, Ray tidak menampik adanya kemungkinan aksi teror yang dilakukan oleh para teroris yang memanfaatkan momentum usai demo 4 November tersebut dan pasca tewasnya pimpinan teroris di Poso, Santoso.
"Tapi dari suasana seperti sekarang, mereka punya keinginan untuk memberitahu kepada publik pasca kematian Santoso itu," tegas Ray.
Santoso, kata Ray, masih dianggap sebagai alasan untuk melakukan serangkaian teror demi menunjukan eksistens kelompol teroris tersebut.
"Dia kan yang dianggap sebagai komandan terakhir kelompok teroris, mereka ingin memberitahukan kepada publik bahwa mereka masih eksis," pungkas Ray.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.