Merajut NKRI Melalui Kreasi Audiovisual Sejarah
Lomba kreasi audiovisual sejarah pertama kali diadakan pada tahun 2012 sebagai upaya untuk menanamkan karakter bangsa
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengadakan Lomba Kreasi Audiovisual Sejarah 2016 bagi pelajar SMA/SMK/MA sederajat. Lomba digelar dalam upaya menjaga dan mengembangkan kekayaan nilai sejarah dan budaya bangsa.
Program ini merupakan kegiatan dalam bidang sejarah yang bersifat kompetitif dan edukatif, serta diharapkan dapat menjadi wadah bagi generasi muda untuk berekspresi dan berkreasi.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud, Dr Hilmar Farid disela-sela acara Malam Apresiasi Lomba Kreasi Audiovisual Sejarah 2016 bertajuk 'Sejarah Merajut Kebhinekaan' di gedung pusat perfilman Usmar Ismail, Jakarta, Rabu (23/11/2016) malam.
"Pertama, saya sampaikan selamat dan terima kasih kepada para peserta yang telah berpartisipasi dalam program kreasi audiovisual," kata Hilmar dalam keterangan pers, Kamis (24/11/2016).
Hilmar menjelaskan, lomba kreasi audiovisual sejarah pertama kali diadakan pada tahun 2012 sebagai upaya untuk menanamkan karakter bangsa Indonesia melalui pendidikan sejarah.
Lomba kreasi audiovisual sejarah adalah lomba di bidang audiovisual yang mengangkat sejarah maupun budaya masyarakat lokal di daerah-daerah.
"Siswa dituntut aktif dalam mencari sumber sejarah yang tersedia di sekitar lingkungannya, baik itu berupa peristiwa sejarah lokal, tempat-tempat bersejarah, bangunan bersejarah, tokoh daerah, pelaku dan saksi sejarah yang belum tercatat dalam sejarah nasional," kata Hilmar.
"Sumber sejarah yang telah mereka dapatkan kemudian dikemas dalam bentuk audiovisual. Sehingga menjadi relevan bagi kehidupan," ujar Hilmar.
Menurut Hilmar, selama ini sejarah terkesan kaku karena hanya soal menghafal nama, tempat dan waktu. Tetapi melalui audiovisual ini diharapkan sejarah juga menjadi pembelajaran dari sisi lain yang terkandung dalam kehidupan dimasa lalu.
"Masyarakat Indonesia harus mengetahui kreativitas anak bangsa ini. Mari kita kenalkan sejarah kepada generasi muda dan anak-anak Indonesia. Teruslah berkarya untuk kemajuan bangsa kita," ucap Hilmar.
Menurut Hilmar, generasi muda sebagai bagian dari bangsa perlu mengetahui sejarah bangsa dan daerahnya.
"Karena itu dengan merekam dan membuat karya sendiri, generasi muda diharapkan akan lebih mengenal sejarah dan budayanya sendiri, sehingga muncul rasa cinta dan bangga terhadap kebhinekaan NKRI," ungkapnya.
"Kegiatan ini juga sejalan dengan kurikulum sekolah yang bermuatan lokal dimana hasilnya dapat digunakan sebagai alternatif sumber belajar yang menarik," tambah Hilmar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.