Sikap Gus Mus Terhadap Penghinanya Bikin Adem Sekaligus Merinding
Komisaris Utama PT Adhi Karya, Fadjroel Rachman menyampaikan bahwa keputusan menjatuhkan SP 3 merupakan wewenang direksi dan bersifat pembinaan.
Penulis: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS.COM - Pandu Wijaya, pekerja kontrak PT Adhi Karya (Persero) mendapatkan surat peringatan (SP) 3 menyusul komentar kasarnya yang telah dianggap menghina ulama sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuth Thalibin Rembang, KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus.
Komisaris Utama PT Adhi Karya, Fadjroel Rachman menyampaikan bahwa keputusan menjatuhkan SP 3 merupakan wewenang direksi dan bersifat pembinaan.
Menurutnya apa yang dilakukan Pandu telah merugikan nama baik perusahaan. Pihaknya pun telah meminta Pandu untuk segera menemui Gus Mus.
Hal itu dilakukan sebagai bentuk permohonan maaf atas kata-kata yang tidak pantas yang ditujukan kepada Gus Mus oleh Pandu Wijaya melalui akun Twitter-nya.
"Saya mewakili komunikasi Adhi Karya untuk meminta maaf kepada Kiai Mustofa Bisri dan Gus Yaqut (Ketum PB Ansor) dan warga Nahdliyin atas ucapan tak sopan karyawan kami. Walaupun Twitter-nya pribadi, (itu) membawa atribut perusahaan," ujar Fadjroel.
Menyikapi adanya SP3 tersebut, Gus Mus membuat tulisan di akun Facebooknya yang membuat adem sekaligus merinding.
Ia memaafkan dan tak mempermasalahkan ucapan kasar Pandu yang ditujukan kepadanya.
Gus Mus bahkan meminta kepada Komisaris PT Adhi Karya, Fadjroel Rachman, agar Pandu tidak dipecat.
Begini bunyi status Facebook Gus Mus:
Saudara Fadjroel Rachman dan Adhi Karya BUMN dengan sungguh-sungguh memintakan maaf atas ucapan salah satu karyawannya.
Maka dengan sungguh-sungguh saya menjawab:
Tidak ada yg perlu dimaafkan, Mas Fadjroel.
Kesalahannya mungkin hanyalah menggunakan 'bahasa khusus' di tempat umum.
Maklum masih muda.
Saya mohon jangan sampai si karyawan dipecat, sebagaimana usul sementara orang.
P'tri Tiba-tiba badan saya bergetar membaca tulisan ini. Subhanallaah. Keteladanan luar biasa dari Gus Mus...
Isfajar Ardinugroho Subhanallah... Gus Mus Ahmad Mustofa Bisri benar-benar memberikan contoh kpd kita semua bgmn teladan Rasulullah S.A.W... Salam taklim.
Imam Muhtar Campur aduk,,,, duhai Panjenengan Simbah K.H. Ahmad Mustofa Bisri adalah pewaris keteladanan Rasulullah saw, abad ini. Panjenengan sungguh luhur budi, tak tercemari dan mencemari. Semoga panjang umur dan sehat wal 'fiat. Salam sungkem saking Pacitan
M Fikri Al-huda Ini lho klo mau nyontoh ulama' yg bener-bener.. bukan org yg pakaiannya ulama, tp keulama'ny sampai didlm hatiny..
Sys Siswanto Tohpatty Kami menyebut Sifat panjenengan Sebagai Laut.. yg memang Luas nya hampir tak berbatas. (Meski) harus sampah (pun) yang masuk, (tugas) panjenengan untuk tetap menerimanya. (Kerena)panjenengan Laut.. maka ya gak ada masalah untuk semua itu.. Merdeka...
Kicauan Gus Mus yang dihina Pandu
Cuitan Kiai Haji Mustofa Bisri melalui akun jejaring Twitter @gusmusmu dihina seorang netizen.
Netizen bernama Pandu Wijaya melontarkan kata makian yang tidak pantas kepada pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin, Rembang, itu.
Adapun kicauan pria yang karib disapa Gus Mus itu terkait pelaksanaan salat Jumat yang bakal digelar di jalan raya di Jakarta.
Berikut cuitan Gus Mus:
1. Aku dengar kabar di ibu kota akan ada Jum'atan di jalan raya. Mudah2an tidak benar.
2. Kalau benar, wah dalam sejarah Islam sejak zaman Rasulullah SAW baru kali ini ada BID'AH sedemikian besar. Dunia Islam pasti heran.
3. Kalau benar, apakah dalil Quran dan Hadisnya? Apakah Rasulullah SAW, para sahabat, dan tãbi’iin pernah melakukannya atau membolehkannya?
4. Kalau benar, apakah salat TAHIYYATAL MASJID diganti salat TAHIYYATAT THÃRIQ atau TAHIYYATASY SYÃRI’?
5. Kalau kabar itu benar, kepada saudara2ku muslim yg percaya bahwa aku tdk punya kepentingan politik apa pun, kuhimbau untuk memikirkan hal
6. ini dg pikiran jernih. Setelah itu silakan anda bebas utk melakukan pilihan anda. Aku hanya merasa bertanggungjawab mengasihi saudaraku.
7. In uriidu illal ishlãha mãs tatha’tu wamã taufiiqii illa biLlãhil ‘Aliyyil ‘Azhiim…
Nah, saat Gus Mus menyampaikan cuitan nomor 2 tersebut, akun @panduwijaya_ menimpali demikian:
@gusmusgusmu Dulu gk ada aspal gus di padang pasir, wahyu pertama tentang shalat jumat jga saat Rasulullah hijarh ke madinah. Bid'ah Ndasmu!
Akibat perbuatannya itu, netizen pemilik akun @panduwijaya_ itu langsung dikecam banyak orang, khususnya warga NU (Nahdlatul Ulama).
Mereka menganggap, cuitan Pandu Wijaya tersebut sangat tidak sopan dan jauh dari adab.
Hal ini mengingat sosok Gus Mus sangat dihormati banyak orang karena ilmu dan kharismanya.
Sontak kata-kata kasar tersebut langsung mendapat respon banyak pengguna Twitter lainnya.
Mereka mengecam keras karena di dalamnya terdapat kata-kata kasar: Bid'ah Ndasmu!
Sejak mendapat kecaman yang sangat luas, cuitan @panduwijaya_ tersebut langsung dihapus.
Namun penghapusan itu tidak berpengaruh apa-apa karena respon keras dari netizen sudah menjalar ke mana-mana.
Sosoknya tetap dicari, terutama di dunia maya.
Pencarian tidak hanya berlangsung di dunia maya.
Seperti dikutip dari akun Facebook Johan Wahyudi, anggota Banser DKI Jakarta juga mendatangi PT Adhi Karya untuk mengklarifikasi pernyataan tersebut.
PT Adhi Karya sendiri diketahui adalah tempat Pandu Wijaya bekerja.
Dari pertemuan antara Banser DKI Jakarta dengan pejabat PT Adi Karya itu, muncul kesepakatan, pemilik akun Pandu Wijaya akan meminta maaf secara langsung.
Meski belum minta maaf secara langsung, Pandu sempat menyampaikan permintaan maaf dalam bahasa Jawa kepada Gus Mus melalui Twitter.
“Nyuwun pangapunten atas kesalahan dalem, mugi2 @gusmugusmu lan santriniun maringi ngapunten”.
Begini ucapan tersebut jika diartikan ke bahasa Indonesia, "Mohon maaf atas kesalahan saya, semoga Gus Mus dan santrinya memaafkan saya."
Selain itu, Pandu Wijaya juga mengunci akun Twitter tersebut, sehingga tidak bisa dilihat oleh publik--kecuali pengikutnya.
Hal ini terjadi saat TRIBUNNEWS hendak melihat linimasa Pandu di akun Twitter tersebut.