Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lima Kader Tersangka Aksi 411, HMI Rapat Atur Strategi Demo 2 Desember

"Insya Allah, roman-romannya kami akan turun. Hanya saja tentu dalam memutuskan hal itu kita harus melihat strategisnya," kata Ami Jaya.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Lima Kader Tersangka Aksi 411, HMI Rapat Atur Strategi Demo 2 Desember
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Anggota kepolisian bertahan dari serangan demonstran saat terjadi bentrokan di depan Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (4/11/2016). TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PB HMI menggelar rapat konsolidasi malam ini untuk memberikan sikap dan pematangan strategi terkait rencana unjuk rasa damai umat muslim di Silang Monas, Jakarta, Jumat, 2 Desember 2016.

Ini dilakukan berkaca adanya bentrok dengan polisi disertai perusakan pada aksi 4 November 2016 atau 411 lalu hingga membuat lima kader HMI tersangka, termasuk Sekjen PB HMI, Ami Jaya.

"Insya Allah, roman-romannya kami akan turun. Hanya saja tentu dalam memutuskan hal itu kita harus melihat strategisnya," kata Ami Jaya, di kantor PB HMI, Jakarta, Senin (28/11/2016).

"Karena hari ini kita sadar betul bahwa apapun kondisi di lapangan kita tidak bisa tahu, kita tidak bisa pastikan, sehingga jangan sampai terulang upaya membuat provokasi yang dilakukan dan kemudian menjadikan HMI sebagai kambing hitam terulang," sambungnya.

Meski begitu, Ami Jaya membantah jika kader HMI yang berada di barisan terdepan pada aksi 411 adalah provokator yang melakukan penyerangan ke polisi hingga terjadi ricuh disertai pembakaran dan perusakan 21 mobil operasional kepolisian.

Menurutnya, ada kelompok lain yang melakukan itu hingga membuat kelompok HMI sebagai kambing hitam.

"Kalau kita mau uji kronologi berbanding, apple to apple, bahwa banyak dokumentasi yang membuktikan bahwa teman-teman HMI tidak terlibat," kata dia.

Berita Rekomendasi

Menurut Ami Jaya, rapat PB HMI akan memutuskan pihaknya akan membawa bendera sendiri atau bergabung dengan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI pada aksi 2 Desember nanti.

Rencanya, GNPF bersama FPI yang dipimpin oleh Habib Rizieq Shihab dan beberapa ormas Islam akan menggelar unjuk rasa damai dengan Salat Jumat berjemaah di lapangan Silang Monas. Tuntutan mereka, meminta Polri menahan Gubernur nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) selaku tersangka penistaan agama.

Ami Jaya tak bisa memberikan jaminan atau garansi tidak akan ada kejadian serupa pada aksi 2 Desember nanti. Pun demikian mengenai siapa yang harus bertanggung jawab jika kericuhan kembali terjadi pada aksi nanti.

"Dalam setiap aksi itu pasti punya kondisional-kondisional di lapangan yang hampir tidak bisa diprediksi. Oleh karena itu, kalaupun kemudian ada kondisi terburuk terkait aksi 2 Desember, saya kira analisanya (penyebab dan pelakunya) bukan hanya dilakukan oleh satu kelompok, tapi juga dilakukan juga semua pihak, termasuk pihak TNI/Polri yang punya tanggung jawab terhadap keamanan dan kondisi dinamika unjuk rasa tanggal 2 nanti," ujarnya.

Yang jelas, kata Ami Jaya, PB HMI akan berusaha membuat aturan main atau proteksi unjuk rasa untuk internalnya agar kejadian itu tidak terjadi pada 2 Desember.

"Tentu kejadian kemarin menjadi nasihat dan pelajaran yang baik buat kami untuk mematangkan aksi nanti jika pun kami ikut dalam aksi 2 Desember nanti," ujarnya.

Ami Jaya menambahkan, psikis atau mental dirinya tidak menciut untuk kembali melakukan pergerakan lewat unjuk rasa kendati saat ini dirinya masih berstatus tersangka atas kasus penyerangan polisi dari aksi 411 lalu.

"Sejak pertama saya gabung di HMI, bahwa kemerdekaan dan nilai kejuangan itu menjadi identitas dan karakter dari setiap anggota, begitu pun saya," tukasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas