Politik Identitas Pasangan Calon Jadi Penghambat Demokrasi
Satu aspek penyebab terhambatnya demokrasi akibat masih adanya Politik Identitas yang dipakai pasangan calon dalam Pilkada.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akademisi dari UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, Musdah Mulia mengatakan satu aspek penyebab terhambatnya demokrasi akibat masih adanya Politik Identitas yang dipakai pasangan calon dalam Pilkada.
Dijelaskannya, Politik Identitas selalu memanfaatkan sentimen primordial dan SARA sebagai satu-satunya strategi untuk merebut suara masyarakat.
"Ini akan menjadi satu hambatan dalam aspek kebebasan sipil dalam berdemokrasi di Indonesia," jelasnya saat ditemui di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (30/11/2016).
Musdah menambahkan apabila hal itu terus dilontarkan pasangan calon beserta dengan tim kampanyenya, bukan tidak mungkin demokrasi akan diwarnai dengan motif balas dendam.
Paling buruk, demokrasi akan dipenuhi dengan syahwat kekuasaan yang menghasilkan perpecahan dan memicu kekerasan.
"Ini akan jadi bukti bahwa politik kita itu semakin tidak berbudaya," tambahnya.
Dirinya berharap kepada seluruh pasangan calon yang bertarung di Pilkada Serentak 2017 mendatang, dapat menghapus cara-cara seperti itu.
Ia berharap seluruh peserta Pilkada dapat mengedepankan program serta visi misi kepada masyarakat.