Tangkap Sejumlah Tokoh Jelang Doa 2 Desember, IPW Minta Kapolri Copot Kapolda Metro
Aksi penangkapan ini adalah wujud arogansi dan kesewenang wenangan Kapolda Metro Jaya yang sangat bertolakbelakang dengan sikap Kapolri
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane mendesak Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk segera mencopot Kapolda Metro Jaya Irjen Mochaman Iriawan dari jabatannya itu, karena telah melakukan penangkapan terhadap delapan tokoh masyarakat menjelang berlangsungnya aksi damai 212, Jumat (2/11/2016).
Menurut Neta, aksi penangkapan ini adalah wujud arogansi dan kesewenang wenangan Kapolda Metro Jaya yang sangat bertolakbelakang dengan sikap Kapolri yang intens melakukan pendekatan dan dialog dengan tokoh masyarakat menjelang aksi damai 212.
"Kapolda Metro Jaya tidak punya dasar hukum yang jelas dalam menangkap kedelapan tokoh itu. Apalagi jika Polda Metro Jaya menangkap mereka dengan alasan telah melakukan upaya makar, yang tolok ukurnya tidak jelas secara hukum," kata Neta, Jumat pagi.
"Aksi penangkapan itu tindakan lebay dari Kapolda Metro Jaya," tambahnya.
Seharusnya, kata Neta, Kapolda Metro Jaya segera menangkap Ahok sebagai sumber masalah dan bukan menangkap ke-delapan tokoh tersebut.
"Sebab secara nyata Ahok sudah melakukan penistaan agama hingga dinyatakan sebagai tersangka. Akibat ulah Ahok sudah terjadi kegaduhan dan kekacauan yang membuat Polri kerepotan."
"Eskalasi kamtibmas memanas. Tapi kenapa Ahok sebagai sumber masalah tidak ditangkap. Kenapa yang ditangkap justru ke delapan tokoh," katanya.
Menurut Neta, tindakan Kapolda Metro Jaya ini terlalu mengada ada dan bisa menimbulkan kegaduhan politik.
"Untuk itu IPW mendesak Kapolri segera mencopot Kapolda Metro Jaya dan segera membebaskan kedelapan tokoh. Agar situasi politik ibukota tidak semakin panas," kata Neta. (Bintang Pradewo)