Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Penuturan Nelayan, Saksi Mata Pesawat Jatuh

Hujaman keras dari langit mengalihkan perhatian Harianto (28) dan Iyar (26) yang sedang memancing ikan di sekitar perairan Pulau Mensanak,

Editor: Sanusi
zoom-in Ini Penuturan Nelayan, Saksi Mata Pesawat Jatuh
TRIBUN/HO
Barang-barang yang diduga milik kru dan penumpang pesawat Cassa N28 Skytruck milik Polri yang jatuh di perairan Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, Sabtu (3/12/2016). Pesawat tersebut menjalani penerbangan dari Pangkal Pinang (Provinsi Bangka Belitung) menuju Batam (Provinsi Kepulauan Riau). TRIBUNNEWS/HO 

TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Hujaman keras dari langit mengalihkan perhatian Harianto (28) dan Iyar (26) yang sedang memancing ikan di sekitar perairan Pulau Mensanak, Kecamatan Selayar, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (kepri). Suara yang begitu keras itu kemudian memunculkan gelombang tinggi.

Rasa heran bercampur penasaran. Harianto dan Iyas bergegas menuju lokasi yang berada di sisi timur tempatnya memancing.

"Saya lihat sendiri pas pesawat itu jatuh. Tiba-tiba pesawat itu jatuh. Dummm. Macam bunyi meledak. Terus tampak ada ombaknya besar. Saya macam tak enak hati. Jadi saya pergi ke tempat pesawat itu," tutur Harianto, Sabtu (3/12) malam.

Sudah sejak pagi hari Harianto memancing di sekitar perairan itu. Ia sempat menginap di Pulau Mensanak agar bisa mendapatkan hasil lebih banyak.

Namun, peristiwa nahas yang ia lihat membuat Harianto meninggalkan rutinitas memancing sebagai mata pencariannya. Menurutnya, pesawat Cassa N28 Skytruck milik Polri yang membawa 13 polisi tersebut jatuh sekitar pukul 10.00 WIB.

Sepuluh menit lebih dari lokasi memancing, ia tiba di lokasi jatuhnya pesawat. Betapa kagetnya ia begitu melihat banyak barang berserakan. Ia mencoba mengambil satu per satu barang itu sembari terus memperhatikan laut sekitar.

"Macam-macam barang saya temukan. Saya lihat ada kursi, tas, dokumen-dokumen, dan lainnya. Semua berserakan. Saya ambil satu per satu mana yang dapat saya ambil. Ya, itu ada tas, dokumen, kursi juga ada," tegas Harianto lagi.

Selama hampir dua jam ia terus mencari barang-barang itu. Namun yang membuat kaget dan berkecil hati, ia melihat semacam daging dan kulit yang juga berserakan di antara barang itu.

Berita Rekomendasi

"Saya cari juga sekitarnya. Kalau yang selamat rasa-rasanya kecil lah. Saya pas tengok barang-barang yang berserak, ada macam daging dan kulit. Tapi entahlah. Saya rasa memang tipis (korban hidup)," katanya.

Sinyal yang susah membuat Harianto dan Iyar tidak bisa segera berkomunikasi dengan orang di darat. Menurutnya, setelah sekitar dua jam pencarian, ia mulai mencari-cari sinyal untuk memberikan kabar itu.

Orang pertama yang ia hubungi adalah orangtuanya sendiri. Kemungkinan, kata Harianto, orangtunyalah yang mengabarkan kepada warga lain serta petugas.

"Setelah saya kabar ke darat, baru ada petugas. Kalau tak salah petugas yang dari Benan. Sebagain barang-barang yang saya dapatkan saya serahkan ke sana. Sedangkan surat-surat penting saya kasi ke Basarnas,"kata dia lagi.

Kedalaman 20 meter

Ketika informasi itu tersebar, beberapa nelayan pun mulai memberikan bantuan. Sedangkan Harianto dan Iyar berusaha untuk ke daratan sembari melihat kemungkinan adanya korban hidup.

Ketika sudah sedang dalam perjalanan pulang, ia kembali harus menuju lokasi jatuhnya pesawat untuk mengantar tim Basarnas.

Pencarian kali ini ialah pencarian korban selamat serta menentukan titik jatuhnya pesawat. "Saya sudah pakai sonar yang kami punya sendiri. Posisi pesawat pas ada di bawah perahu kami," katanya.

Diakui dilihat dari atas tak tampak bangkai pesawat . "Air di laut sini (perairan Sebangka) keruh. Dalamnya ada kira 20 meter lah," tambah Hariyanto.

Hariyanto dan Iyar memutuskan tak pulang ke rumahnya di Pulau Mantang. Ia masih menginap di Pulau Mensanak yang berjarak sekitar dua jam dari lokasi pewasat itu jatuh. Letih badan memang tak begitu terasa dalam upaya membantu mencari para korban.

"Kami belum ada lagi istirahat. Ini pun belum lagi makan," ujarnya ketika diwawancarai sekira pukul 20.45. Ia sedang memasak sebagian dari hasil tangkapannya. (tribunbatam/man)

Sumber: Tribun Batam
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas