Nelayan Saksi Mata Pesawat Jatuh Dapat Hadiah Kapal
Sebanyak lima orang nelayan yang menjadi saksi mata jatuhnya pesawat Cassa Skytruck bakal mendapat hadiah
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Sebanyak lima orang nelayan yang menjadi saksi mata jatuhnya pesawat Cassa Skytruck P-4201 di kawasan Pulau Senayang, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), bakal mendapat hadiah. Gubernur Kepri Nurdin Basirun berjanji memberi hadiah berupa perahu pompong.
Nurdin bertemu lima nelayan setelah melakukan rapat kecil di Polsek Senayang, Minggu (4/12) malam. Lima nelayan yang akan mendapat hadiah kapal yaitu Awaluddin, Nurizan, Akhma Rusdian, Suwardi, dan Muhammad Ihsanuddin.
Mereka merupakan satu keluarga nelayan yang tengah memancing menggunakan dua pompong, ketika pesawat nahas tersebut menghujam laut, sekira pukul 10.00 WIB, Sabtu (3/12) lalu.
Para nelayan itu juga yang menemukan sejumlah barang milik para penumpang, termasuk potongan kursi dan bagian tubuh korban.
Ketika bertemu lima nelayan ini, Nurdin langsung duduk lesehan di teras kantor Polsek Senayang. Nurdin menanyakan kronologis musibah pesawat yang membawa 13 personel Polri tersebut. Mereka berbincang sangat akrab.
Setelah selesai bercerita kronologis penemuan tersebut, Nurdin lalu bertanya prihal pekerjaan dan anak-anak mereka. Sepertinya Nurdin tahu apa yang dibutuhkan para nelayan. Tak heran, spontan Nurdin langsung menawari sebuah pompong untuk mereka bekerja.
"Bapak semua saya kasih satu pompong (kapal) untuk berlima ya. Mau kan, sekarang kamu pakai pompong sendiri atau bagaimana," tanya Nurdin. Menurut mereka pompong milik keluarga hanya satu-satunya dan itupun sudah mulai buruk alias tua.
Gayung bersambut, tawaran Nurdin langsung diamini oleh Awaludin kepala keluarga dari para nelayan itu.
"Alhamdulilah, kalau Pak Gubernur nak kasih kami Pompong. Satu tu cukuplah sama kami, terima kasih Pak Gub," ujar Awaludin.
Seorang anak Awaludin bernama M Ikhsanudin merupakan seorang mahasiswa di Kota Tanjungpinang. Namun karena minimnya biaya, untuk sementara ia harus berhenti kuliah.
Nurdin kembali berniat hendak menyekolahkan Ikhsanudin melalui pemberian beasiswa, namun Nurdin meminta kepada mereka untuk bersabar dulu.
"Jangan semuanya melaut nanti, bapak melaut, atok melaut, cucupun nak melaut. Kita ubah hidup kita, nanti anak awak kuliah lagi ya. Saya minta nomor telepon, nanti anaknya saya urus dengan bapak saja," sambung Nurdin.
Mendengar pernyataan itu, mata Awaludin terlihat berkaca-kaca. ia merasa kedatangan Nurdin dalam musibah tersebut membawa berkah.
Ibarat ketiban durian runtuh, selain diberikan pompong, anak kesayangannya dijanjikan untuk kembali melanjutkan pendidikannya.
"Sering-sering saja ke sini Pak Gub, biar kita berbual (berbincang) lagi. Belum puas rasa hati nak bebual dengan Bapak, " katanya.
Puing pesawat
Memasuki hari ketiga proses pencarian, tim gabungan menemukan puing aluminium yang diduga bagian pesawat tersebut. Direktur Operasi dan Latihan Basarnas, Ivan Titus mengatakan, serpihan bercat biru itu diduga bagian belakang pesawat.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum), Divisi Humas Polri, Kombes Martinus Sitompul, juga mengatakan temuan potongan pesawat.
"Hari pertama kan sudah diketahui lokasi jatuh. Saat itu ditemukan ransel, dokumen sampai surat perintah. Kemudian ditemukan potongan badan pesawat, panjangnya sekitar 3 meter, dan dipastikan badan pesawat Sky Truck," ujar Martinus, di Mabes Polri, Jakarta, Senin.
Martinus menambahkan di hari ketiga pencarian, sebanyak 151 penyelam dilibatkan untuk mencari korban dan barang lainnya. Selain penyelam, dikerahkan juga 16 kapal, dua helikopter, dua pesawat.
"Proses pencarian terus dilakukan, kami masih berharap mereka selamat," tambah Martinus Sitompul. Terkait dengan penyelam yang dikerahkan, Martinus menyebut berasal dari Polri, Basarnas, dan TNI AL.
"Para penyelam tidak hanya dimanfaatkan untuk mencari korban dan serpihan pesawat saja. Tapi juga untuk mencari kotak hitam (blackbox)," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum), Divisi Humas Polri, Kombes Martinus Sitompul. Para penyelam itu berasal dari Polri, Basarnas, dan TNI AL.
Martinus melanjutkan kondisi perairan di Kabupaten Lingga cukup dalam sehingga dibutuhkan penyelam khusus. "Penyelam diupayakan juga mencari blackbox secepatnya," tambah Martinus. (tribunbatam/koe/ter)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.