PGI Sebut Tidak Etis Negara Permainkan Hidup Manusia
Pendeta Gomar Gultom mengatakan kesalahan dalam penerapan hukuman mati terhadap terpidana sangat mungkin terjadi.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Gomar Gultom mengatakan kesalahan dalam penerapan hukuman mati terhadap terpidana sangat mungkin terjadi.
"Sangat beresiko menjalankan eksekusi hukuman mati, jika seandainya putusan hakim yang dijatuhkan ternyata salah," ujar Pendeta Gomar, dalam diskusi.
Ia pun kemudian menyebutkan terpidana mati asal Filipina yang terkait kasus narkoba, Mary Jane Veloso.
Menurutnya, fakta yang ada menunjukan bahwa Mary Jane juga merupakan seorang korban.
"Berdasarkan fakta-fakta dan indikasi yang ada, ternyata dia itu adalah korban dari perdagangan manusia," katanya.
Berdasarkan hal tersebut, ia menganggap negara sedang mempermainkan hidup manusia.
Secara tegas ia menyatakan hal itu tidak baik.
"Saya merasa sangatlah tidak etis kalau negara 'mempermainkan' hidup manusia," katanya.
Kendati begitu, ia mengerti bahwa negara hanya menegakan hukum demi menjaga martabat bangsa.
"Tapi, saya memahami bahwa negara menjalankan dan menegakan hukum itu untuk memelihara kehidupan yang lebih bermartabat," katanya.
Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam diskusi kelompok terbatas yang digelar Imparsial.
Diskusi tersebut bertajuk 'Hak Hidup dan Hukuman Mati dalam Teologi Agama-Agama' di Hotel Ibis Tamarin, Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa (6/12/2016).
Selain dihadiri oleh Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Gomar Gultom, diskusi tersebut turut dihadiri dua narasumber lainnya.
Diantaranya Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Musdah Mulia, dan Komisi Keadilan dan Perdamaian Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Paulus Christian Siswantoko.