BNPB Sebut Sebaiknya di Daerah Sesar Tak Dibangun Pemukiman
"Sebagian besar belum tahan gempa dan daerah sesar hendaknya tidak dibangun menjadi pemukiman,"
Penulis: Yurike Budiman
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yurike Budiman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan pentingnya pengetahuan tata ruang dan pemanfaatan bangunan tahan gempa bagi pemukiman di Indonesia.
Khususnya wilayah yang rawan diguncang gempa seperti Aceh.
Setelah gempa mengguncang Pidie Jaya, Rabu (7/12/2016) pagi, diketahui puluhan ribu rumah warga mengalami rusak berat.
Rumah yang rusak berat tersebut adalah rumah yang tidak tahan gempa.
"Sebagian besar belum tahan gempa dan daerah sesar hendaknya tidak dibangun menjadi pemukiman," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (9/12/2016).
Sutopo mengatakan masyarakat Aceh memang sudah memiliki pengetahuan soal kebencanaan termasuk pengetahuan mengenai bangunan tahan gempa.
Namun, pembuatan rumah tahan gempa seperti rumah kayu, tidaklah murah.
"Itu justru malah tahan gempa karena mampu merespons goncangan. Rumah tahan gempa itu biasanya mahal karena komponennya (kayu) 30 hingga 50 persen yang lebih mahal," kata Sutopo.
Menurutnya, selain pembangunan rumah tahan gempa, perlu adanya latihan menghadapi resiko bencana dan sosialisasi secara terus menerus.
Data sementara yang dikemukakan BNPB, ada 10.534 unit rumah rusak, 2.015 rumah di antaranya rusak berat, 85 rumah rusak sedang, dan 8.434 rumah rusak ringan.
105 ruko roboh, 19 ruko rusak berat, dan 55 masjid rusak berat