Ahok Mengaku Sudah 'Dikerjain' Lawan Politiknya Sejak di Pencalonan Bupati Belitung Timur
Kata Ahok, ayat tersebut sengaja disebarkan oleh oknum-oknum elit, karena tidak bisa bersaing dengan visi misi program, dan integritas pribadinya.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Terdakwa kasus penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok membacakan salah satu Sub-judul bukunya yang berjudul “Berlindung di Balik ayat suci”.
Buku itu dipublikasikan tahun 2008.
Ahok berharap dengan membaca tulisan di buku tersebut, dapat memberikan penjelasan kepada majelis hakim mengenai maksudnya, menyitir Surat Al Maidah ayat 51 di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu pada 27 September lalu.
Di bukunya itu Ahok menuliskan bagaimana pengalamannya mengikuti Pemilihan Umum, dari jadi bupati Belitung Timur, hingga mencalonkan diri sebagai gubernur Bangka Belitung.
"Ada ayat yang sama, yang saya begitu kenal digunakan untuk memecah belah rakyat, dengan tujuan memuluskan jalan meraih puncak kekuasaan oleh oknum yang kerasukan “roh kolonialisme”," ucap Ahok di Gedung Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Selasa (13/12/2016).
Kata Ahok, ayat tersebut sengaja disebarkan oleh oknum-oknum elit, karena tidak bisa bersaing dengan visi misi program, dan integritas pribadinya. Menurutnya, oknum itu, berusaha berlindung dibalik ayat-ayat suci itu, agar rakyat dengan konsep “seiman” memilihnya.
"Dari oknum elit yang berlindung dibalik ayat suci agama Islam, mereka menggunakan surat Al Maidah 51. Isinya, melarang rakyat, menjadikan kaum Nasrani dan Yahudi menjadi pemimpin mereka, dengan tambahan, jangan pernah memilih kafir menjadi pemimpin. Intinya, mereka mengajak agar memilih pemimpin dari kaum yang seiman," tutur Ahok.
Padahal, begitu ditanyakan Ahok kepada teman-temannya, ternyata ayat ini diturunkan pada saat adanya orang-orang muslim yang ingin membunuh Nabi besar Muhammad, dengan cara membuat koalisi dengan kelompok Nasrani dan Yahudi di tempat itu.
"Jadi, jelas, bukan dalam rangka memilih kepala pemerintahan, karena di NKRI, kepala pemerintahan, bukanlah kepala agama/Imam kepala. Bagaimana dengan oknum elit yang berlindung, dibalik ayat suci agama Kristen?" tutur Ahok.
"Mereka menggunakan ayat disurat Galatia 6:10. Isinya, selama kita masih ada kesempatan, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman," lanjut Ahok.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.