Minta Maaf, Dora Menangis dan Cium Tangan Polisi yang Sempat Dicakarnya
Pegawai Mahkamah Agung (MA) Dora Natalia Singarimbun akhirnya mendatangi Aiptu Sutisna yang sempat dicakarnya.
Editor: Anita K Wardhani
Tito mengucapkan terima kasih karena Sutisna tidak melakukan kekerasan. Menurutnya sikap Sutisna dalam insiden itu sangat humanis.
"Tapi, dia lapor polisi. Proses sesuai hukum yang berlaku," kata Tito.
Insiden pencakaran itu terjadi pada Selasa 13 Desember 2016. Aiptu Sutisna menceritakan kejadian berawal saat dirinya bertugas melakukan pengaturan dan penjagaan di busway di Jl Jatinegara Barat, Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Tiba-tiba pada pukul 09.00 WIB, Dora yang mengendarai mobil Xenia berwarna putih menegur Sutisna.
"Kemudian ada mobil Xenia berhenti persis di depan saya, dia buka kaca sebelah kanan, dia teriakin saya: 'eh a**** kalau mau berdiri jangan di depan sana'," tutur Sutisna saat diwawancara wartawan.
Dora kembali berteriak dengan melontarkan perkataan kasar kepadanya. Sutisna kemudian mengambil kunci mobilnya.
Setelah kunci mobilnya diambil, Dora semakin emosi. Dia lalu menarik kerah seragam Surisna yang dilapis rompi.
Sutisna tidak melawan dan memilih masuk ke jalur busway. Dora tambah emosi dan mengejarnya.
Namun, Dora memiliki versi lain. Lewat adiknya Desi Singarimbun, Dora Natalia angkat bicara alasannya 'menyerang' Aiptu Sutisna.
Desi Singarimbun melalui akun Instagram-nya, menceritakan, Dora awalnya hanya ingin menegur polisi lalu lintas (polantas) yang bertugas di jalan raya yang lancar.
Menurut cerita Desi, setelah ditegur, polantas tersebut menghadang dan mengambil kunci mobil Dora tanpa membuat surat tilang.
Tak hanya itu, Desi menyebut Aiptu Sutisna menginjak kaki Dora. Tapi aksi menginjak itu tak direkam oleh rekan polisi Aiptu Sutisna yang saat itu berada di lokasi. (tribunnews/glery lazuardi/kompas.com)