Cerita tentang Wapres JK Saat Terjadi Bencana Tsunami di Aceh 2004
Saat dihubungi Kapten Didit tengah mandi, sehingga yang menerima telepon dari Wakil Presiden adalah istri sang pilot.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Saat bencana Tsunami baru saja melanda Aceh pada pagi hari 26 Desember 2004 lalu, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla tengah menghadiri acara halal-bihalal dengan warga Aceh di Jakarta Convention Center (JCC).
Saat itu semua orang sudah tahu bahwa Aceh tengah dilanda musibah namun belum diketahui berapa banyak yang tewas, dan seberapa besar kerusakan.
Alhasil acara halal bihalal itupun berlangsung tegang. Warga Aceh yang ada di ruangan sebagiannya sibuk menghubungi saudara mereka untuk menayakan kabar, bahkan ada juga yang sudah berlinang air mata.
Seperti dikutip dari buku "Ombak Perdamaian" karya Fenty Effendy, Jusuf Kalla pun tidak bisa menyampaikan sambutannya lama-lama.
Setelah turun dari panggung ia lalu memerintahkan Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Sofjan Djalil yang merupakan putra asli Aceh, untuk pulang ke kampung halamannya dan mencari tahu apa yang terjadi.
"Pakai pesawat saya," ujar Jusuf Kalla.
Setelahnya Jusuf Kalla langsung menghubungi pilot yang biasa menerbangkan pesawat Fokker F-28 milik keluarga Kalla, Kapten Didit Soerjadi.
Saat dihubungi Kapten Didit tengah mandi, sehingga yang menerima telepon dari Wakil Presiden adalah istri sang pilot.
"Bilang saya sedang mandi," ujar Kapten Didit.
"Ini Wapres mau bicara," ujar istri Kapten Didit yang membuat sang pilot itu beranjak dari kamar mandi untuk menerima telepon.
"Eh kau siapkan pesawat secepatnya," kata Jusuf Kalla.
"Siap pak, berapa lama ?" tanya balik Kapten Didit yang kemudian dijawab bahwa sang pilot punya waktu dua Jam.
Siang itu pesawat pribadi milik keluarga Kalla tersebut terbang ke Aceh membawa Sofjan Djalil yang membawa uang tunai Rp 200 juta, beserta rombongan lainnya.
Rencananya uang itu akan digunakan untuk membeli beras dan mie instan di sejumlah toko yang ada tak jauh dari bandara Blang Bintang yang kini bernama Bandara Sultan Iskandar Muda.
Sesampainya di Aceh akhirnya Menkominfo bisa melihat langsung kehancuran di tanah Serambi Mekah itu. Malamnya dengan bantuan dari organisasi radio amatir, Sofjan Djalil bisa berkomunikasi dengan Jusuf Kalla.
Ia mengatakan "Pak jumlah korban diperkirakan ribuan orang." Kemudian Jusuf Kalla merespon dengan menjawab "Astagfirullah, astagfirullah."