Penantian Tiga Hari Ibunda Terjawab Setelah Sesosok Mayat Ditemukan Mengambang
Ia menangis histeris karena mengenali ciri fisik dan properti yang ada di jenazah tersebut adalah anaknya, Christopher.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga hari Yoke Elisabeth (54) didampingi suami, Frans Daniel Pudiwan, menghabiskan waktu di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, sejak terbakarnya kapal wisata KM Zahro Express di perairan Muara Angke, Jakarta Utara, Minggu, 1 Januari 2017.
Keduanya menantikan kepastian nasib putra bungsunya, George Bernard Christopher (26), yang menjadi penumpang di kapal tersebut.
Suami istri berambut putih itu bolak-balik Bogor, Jawa Barat-Jakarta, dan hanya bisa menunggu di posko keluarga korban kecelakaan KM Zahro Expressnl, ruang Sentra Visum dan Medikolegal RS Polri.
Mata Elisabeth kerap menatap layar televisi datar yang berada di depannya. Ia menunggu perkembangan program berita temuan korban kecelakaan KM Zahro Express dari siaran televisi tersebut.
Itu dilakukan karena Elisabeth dan suami belum jua mendapatkan kepastian nasib putra bungsunya, Christopher, yang menjadi satu dari dua ratusan penumpang kapal maut tersebut, pasca-kejadian.
Air mata Elisabeth tak tertahan kala melihat berita tragisnya kebakaran KM Zahro Express di layar televisi. Ia pun kerap tak kuasa menahan kesedihan kala awak media menanyakan tentang sosok Christopher.
Air matanya kembali tak terbendung saat Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Muhammad Iriawan menemuinya di posko keluarga korban di RS Polri. "Tolong bantu pak, anak saya belum ketemu," ucap lirih Elisabeth kepada kapolda.
Elisabeth telah menyerahkan rekam medis serta menginformasikan ciri fisik dan properti yang dikenakan Christopher ke petugas DVI yang diharapkan bisa membantu identifikasi anaknya.
Pun demikian ia masih berharap anaknya selamat dan tidak menjadi bagian dari 23 jenazah yang berada di kamar jenazah RS Polri.
Ia hanya terduduk lemas dan perasaannya bercampur aduk saat keluarga korban lainnya mendapat kepastian dari petugas DVI RS Polri bahwa anggota keluarganya ditemukan dan jenazahnya telah teridentifikasi.
Penantian tiga hari dengan penuh kecemasan dan tanda tanya pada diri Elisabeth terjawab begitu petugas DVI memanggilnya ke kamar jenazah pada Rabu siang, 4 Januari 2017.
Ia diminta untuk mengenali ciri fisik dan properti dari satu jenazah yang baru ditemukan oleh nelayan dalam kondisi mengambang di perairan antara Pelabuhan Tanjung Priok dan Pulau Bidadari.
Properti yang dikenakan oleh Christopher yakni, celana jeans dan kaos bertuliskan 'Rangers' serta jaket. Selain itu, ditemukan dompet berisi uang Rp1,4 juta, mata uang Dollar Amerika Serikat, dua telepon genggam, kartu ATM, serta KTP dan SIM A atas nama George Bernard Christopher.
Ia menangis histeris karena mengenali ciri fisik dan properti yang ada di jenazah tersebut adalah anaknya, Christopher.
"Kami sekeluarga sudah menunggu tiga hari, apakah anak saya terbakar atau ikut tenggelam. Dan tadi siang, saya dikabari oleh petugas RS Polri kalau ditemukan jenazah dengan KTP atas nama Christopher," ucap lirih Elisabeth di depan kamar jenazah RS Polri pada Rabu sore itu.
Namun, Elisabeth dan suami terlihat tegar kala petugas DVI melakukan prosesi serah terima jenazah Christopher. Tak terlihat air mata dari Elisabeth dan suami saat satu peti jenazah warna putih bertuliskan 'Christopher' berada di depannya.
"Saya berterima kasih kepada semua pihak yang membantu mencari para korban sehingga pencarian saya selama tiga hari ini sudah terjawab semua, saya lega," ucap Elisabeth dengan tatapan kosong.