Rachmawati Temui Fadli Zon Curhat soal Makar, Ini Tanggapan Indria Samego
Ia memberikan penilaian terhadap 'curhatan' putri presiden ke-1 RI itu untuk meminta dukungan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kedatangan tersangka dugaan makar Rachmawati Soekarnoputri ke gedung DPR RI guna menemui Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Selasa 10 Januari lalu, menjadi sorotan banyak pihak, termasuk anggota Dewan Pakar The Habibie Center sekaligus pengamat politik Indria Samego.
Ia memberikan penilaian terhadap 'curhatan' putri presiden ke-1 RI itu untuk meminta dukungan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Baca: Soal Makar, Dewan Pakar The Habibie Center Nilai Tindakan Polisi Atas Nama Hukum
Indria menganggap wajar bila Fadli Zon sebagai pihak yang menerima kedatangan Rachmawati, berharap agar aparat bekerja secara benar dalam memproses kasus dugaan makar tersebut.
"Bahwa misalnya Fadli Zon dan lain-lain berharap polisi lebih proporsional, ya itu wajar saja," ujar Indria saat ditemui di The Habibie Center, Jalan Kemang Selatan, Jakarta Selatan, Kamis (12/1/2017).
Menurutnya, tidak salah bila DPR sekedar mengingatkan aparat penegak hukum untuk menghindari adanya intervensi dari pihak yang mungkin saja memiliki kepentingan.
"Ya kita semua harus mengingatkan (polisi) kalau ada abuse of power (penyalahgunaan wewenang), segala macam," jelas Indria.
Meski ia menganggap wajar pertemuan tersebut, namun menurutnya, penilaian antara dirinya dan politisi Gerindra tersebut mengenai tindakan Polri terkait kasus dugaan makar, tentu saja berbeda.
"Tapi saya dengan Fadli punya penilaian yang berbeda, karena dia politisi, tentu saja yang dicari adalah paling tidak ya hubungan antara konstituen dengan elite," kata Indria.
Ia menganggap tindakan yang dilakukan oleh polisi sebagai bentuk pencegahan sebelum terjadinya hal negatif yang lebih besar dan berdampak buruk pada stabilitas politik dan keamanan negara.
"Kalau saya tidak, saya melihat bahwa yang dilakukan polisi ini dalam rangka preemtif, jadi lebih baik mencegah daripada mengobati," tegas Indria.