MUI Klarifikasi: Istibsyaroh Bertemu Presien Isreal Tak Mewakili MUI
KH Muhyidin Junaidi menegaskan kehadiran anggota Komisi Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga MUI bukan mewakili MUI bertemu Presiden Israel.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan klarifikasi atas kunjungan dan pertemuan anggota Komisi Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga MUI dengan Presiden Israel Rivlin.
Ketua MUI bidang Luar Negeri KH Muhyidin Junaidi menegaskan kehadiran anggota Komisi Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga MUI bukan mewakili MUI bertemu Presiden Israel.
Mereka yang hadir pun atas undangan Presiden Israel.
Karena itu MUI mengutuk kunjungan dan pertemuan tersebut di Israel.
Apalagi menurutnya, diantara mereka yang hadir itu adalah Prof Istibsyaroh sebagai ketua Komisi Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga MUI Pusat.
"MUI jelas mengutuk sekeras kerasnya kunjungan tersebut atas nama apa pun. Seharusnya beliau paham posisi MUI dan Indonesia tentang Palestina," tegas Muhyidin Junaidi kepada Tribun, Jumat (20/1/2017).
Lebih lanjut karena kesalahan ini pula, ia menyarankan Istibsyarah mengundurkan diri dari jabatan ketua Komisi Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga MUI, sebelum pimpinan MUI yang mengambil keputusan.
Sebelumnya dikabarkan, dilansir dari laman Kementerian Luar Negeri Israel (www.mfa.gov.il), terpampang foto Istibsyaroh bersama beberapa orang lainnya bersama Presiden Rivlin.
Istibsyaroh terlihat duduk di samping Rivlin.
Dalam siaran pers yang berjudul President Rivlin meets Muslim leaders from Indonesia, Rivlin, dalam keterangan lewat juru bicara presiden, menerima dengan baik delegasi dari Indonesia.
Kepada Istibsyaroh dan delegasi, ia mengatakan bahwa demokrasi di Israel bukan hanya untuk Yahudi tapi untuk semua orang.
"Kami tidak punya perang dengan Islam. Sayangnya, ada orang yang menolak ide Negara Israel itu sendiri, seperti Iran, Hezbollah, Hamas, secara keras dan jelas bahwa tak ada jalan untuk mengakui Israel, dari kacamata Pan-Islamisme," tutur Rivlin.
Menurut Rivlin, pihaknya tak ada perang dengan Islam. Hanya saja ada beberapa orang yang menolak gagasan Israel dan tak mengakui mereka.
"Kami tidak sedang berperang dengan Islam. Sayangnya ada orang-orang yang menolak gagasan-gagasan Israel, seperti Iran, Hizbullah, dan Hamas yang mengatakan dengan keras bahwa tak ada jalan untuk mengakui Israel," ujar Rivlin.