Membaca Bahasa Tubuh SBY: Ada Emosinya Kemarahan yang Coba Ditahan Saat Bicara Penyadapan
"Emosinya kemarahan yang coba ditahan. Kalau dilihat dari micro expression, ada lipatan bibir ke dalam," kata Monica.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
![Membaca Bahasa Tubuh SBY: Ada Emosinya Kemarahan yang Coba Ditahan Saat Bicara Penyadapan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/sby-klarifikasi-terkait-percakapan-telepon-dengan-ketua-mui_20170201_183314.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Pakar bahasa tubuh, Monica Kumalasari, berpendapat, gestur dan ucapan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono pada Rabu (1/2/2017) tidak sinkron, tepatnya saat mengatakan ingin bicara blak-blakan dengan Presiden Joko Widodo.
Saat itu, tangan kanan SBY memegang mikrofon.
Sementara tangan kirinya diangkat. Kelima jari terentang dan telapak tangannya menghadap keluar.
Monica menjelaskan, pikiran, emosi, dan tubuh punya sistem yang sinkron.
Bahasa tubuh lebih dominan ketimbang perkataan, kata Monica, sebab bahasa tubuh merupakan respons bawah sadar yang tidak bisa ditutup-tutupi.
Dia juga menganalisis suara dan tone berbicara SBY yang disebut berbeda dari biasanya.
"Terjadi perubahan emosi," kata dia.
Suara SBY biasanya semangat berapi-api, tetapi pada konteks ini suaranya jadi lebih lembut dan lambat.
"Apa indikasinya? Terjadi keragu-raguan atas apa yang diucapkannya," kata dia.
Sementara itu, saat SBY bicara masalah penyadapan, kata Monica, ada emosi kemarahan yang coba ditahan.
"Masalah penyadapan ilegal ini bisa terjadi saat pemilihan pemimpin... rahasia apa pun bisa ketahuan... masalah penyadapan ilegal ini sangat serius... sangat serius..."
"SBY dua kali mengucapkan itu. Emosinya kemarahan yang coba ditahan. Kalau dilihat dari micro expression, ada lipatan bibir ke dalam," kata Monica.
Bola panas
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono melempar bola panas ke Presiden Joko Widodo dan pemerintahannya.
Presiden keenam RI itu menuntut penjelasan Jokowi dan respons penegak hukum atas dugaan penyadapan yang menimpa dirinya.
Perasaan SBY bahwa dirinya disadap muncul sebagai reaksi atas fakta persidangan kasus calon Gubernur DKI Jakarta Nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang disangka menodai agama.
Dalam persidangan Selasa (31/1/2017), kuasa hukun Ahok, Humphrey Djemat, bertanya kepada Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin yang menjadi saksi terkait komunikasi teleponnya dengan presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.