Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peta Dukungan Pilkada DKI Jakarta Mulai Berubah

Mulai terjadi perubahan peta dukungan pasca-hasil hitung cepat atau quick count Pilkada DKI Jakarta 2017 dirilis sejumlah lembaga pada Rabu (15/2/2017

zoom-in Peta Dukungan Pilkada DKI Jakarta Mulai Berubah
Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Warga memberikan hak suara dalam pilkada DKI Jakarta di TPS 020 dan 021 di kolong Flyover kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (15/2). Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar pemilihan umum kepala daerah secara serentak di 101 daerah pemilihan. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha 

"Kalau ini kan mereka warga negara yang sebenarnya mereka bisa mendukung siapa saja," ujar Anies.

Belum bersikap

Rico Rustombi, juru bicara tim pemenangan Agus-Sylvi, mengatakan, pihaknya belum menentukan dukungan kepada pasangan calon lain pada putaran kedua Pilkada DKI. Rico membantah bila ada pihak yang mengatasnamakan tim pemenangan Agus-Sylvi memberikan dukungan untuk pasangan lain.

Rico mengatakan, tim pemanangan Agus-Sylvi tidak bertanggungjawab atas adanya pihak yang memberikan dukungan pada pasangan calon tertentu sebelum ada keputusan resmi. Dia mengimbau agar semua pihak menahan diri terkait arah dukungan pada putaran kedua Pilkada DKI agar tak menimbulkan kegaduhan yang dapat merugikan Agus-Sylvi.

Prediksi

Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, menilai PKB dan PPP, partai pendukung Agus-Sylvi, berpotensi mengalihkan dukungan ke Ahok-Djarot.

"Saya tak bisa bayangkan mereka (PPP dan PKB) mendukung Prabowo (Ketua Umum Partai Gerindra) dalam konteks ini," kata Yunarto Wijaya di Jakarta, Kamis.

Berita Rekomendasi

Menurut Yunarto, posisi PPP dan PKB sebagai pendukung pemerintah merupakan posisi yang membuat kedua partai itu dinilai kecil bergabung dengan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, paslon yang diusung Prabowo.

Sementara itu, untuk posisi PAN masih bisa terbuka bergabung dengan Ahok-Djarot meskipun kecil. Sebab, meskipun PAN partai pendukung pemerintah, namun dinilai akan terganjal dengan Amien Rais.

Kendati demikian, Yunarto menilai meskipun dua partai itu bergabung dengan Ahok-Djarot, elektabilitas petahana tak akan naik drastis. Sebab dia menilai pemilih di Jakarta tidak dimobilisasi partai.

Sementara untuk Partai Demokrat, Yunarto menilai akan memilih tidak berpihak ke dua paslon lain. Sikap ini seperti pada Pilpres 2014.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas