Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pangkostrad Antisipasi Potensi Teror Jelang Kedatangan Raja Arab

Teror terjadi menjelang kedatangan Raja Arab Salman bin Abdul Aziz dan pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Indian Ocean Rim Association (IORA)

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pangkostrad Antisipasi Potensi Teror Jelang Kedatangan Raja Arab
Tribunnews.com/ Nurmulia Rekso Purnomo
Panglima Kostrad (Pangkostrad), Letjen TNI Edy Rahmayadi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemarin terjadi aksi teror di Bandung, Jawa Barat.

Teror terjadi menjelang kedatangan Raja Arab Salman bin Abdul Aziz dan pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Indian Ocean Rim Association (IORA).

Panglima Kostrad (Pangkostrad), Letjend TNI. Edy Rahmayadi, mengatakan aksi teror dan sejumlah kejahatan lainnya yang dapat menganggu dua agenda besar itu, sudah diantisipasi sejak dini.

"Yang kita dipastikan, kalau itu semua sudah kita antisipasi. Perkara dugaan, itulah namanya kita wasapada, kewaspadaan itu diwujudkan dengan gelar ini," ujar Pangkostrad usai memimpin apel siaga anggota TNI-Polri di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (28/2/2017).

Baca: Para Pangeran Arab Disiapkan Kursi Khusus Warna Kuning Emas di Gedung DPR

Baca: Tidak Ada Jamuan Makan Saat Raja Salman Kunjungi DPR

Untuk mengamankan kunjungan Raja Salman dan rombongannya selama sembilan hari di Indonesia, disiapkan sebanyak 5.384 anggota pengamanan yang terdiri dari satuan TNI dan Polri.

BERITA TERKAIT

Sedangkan untuk KTT IORA, untuk mengamankan acara dan para tamu negara maka disiapkan 12.000 orang dari satuan TNI dan Polri.

Untuk kedua agenda itu, sudah disiapkan pengamanan berlapis dari unsur TNI dan Polri.

Pangkostrad mengatakan pihaknya akan mengambil tindakan tegas terhadap aksi-aksi yang dapat mengganggu kedua agenda tersebut.

Ia sudah mengantisipasi sejumlah titik rawan di lokasi-lokasi terkait dua agenda besar tersebut.

Letjend TNI AD Edy Rahmayadi, mengajak semua pihak untuk ikut membantu agar dua agenda tersebut bisa berlangsung dengan aman dan lancar, karena menyangkut nama baik negara.

"Ini bukan hanya milik TNI dan Polri, bisa nama Indonesia yang jelek," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas