Fakta-fakta Menarik dari Ground Handling Penerbangan Kerajaan Arab Saudi di Jakarta
“Di tengah ekspektasi tinggi dari semua pihak terkait, kami bersyukur operasionalnya berjalan dengan lancar melebihi harapan,”
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari ini Sabtu (4/3/2017), Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud bersama rombongan Kerajaan Arab Saudi akan terbang ke Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Ground handling penerbangan yang dilaksanakan PT Jasa Angkasa Semesta (JAS) Tbk atau JAS Airport Service di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pun usai dan ground handling di Ngurah Rai dimulai.
JAS memang dipercaya Saudi Arabian Airlines untuk ground handling penerbangan tersebut di Halim dan Ngurah Rai.
“Di tengah ekspektasi tinggi dari semua pihak terkait, kami bersyukur operasionalnya berjalan dengan lancar melebihi harapan,” ujar Adji Gunawan, Presiden Direktur JAS, yang memimpin langsung operasional penanganan penerbangan itu, di Jakarta, Rabu (1/3/2017).
Adji pun mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia dan Saudi Arabian Airlines (Saudia) yang telah memberi kepercayaan kepada JAS untuk menjadi mitra penunjang penerbangan dalam kunjungan bersejarah tersebut.
Maskapai penerbangan Saudia memang merupakan salah satu dari lima pelanggan pertama JAS sejak tahun 1985, selain Singapore Airlines, Malaysia Airlines, Cathay Pacific, dan Lufthansa (offline).
Saat ini, Saudia terbang dari Jeddah dan Madinnah ke Jakarta, Surabaya, Denpasar (Bali), dan Makassar, kebanyakan menerbangkan jemaah umroh ke Tanah Suci Mekkah dan Madinah.
Rangkaian penerbangan kunjungan kenegaraan tersebut dimulai sejak 15 Februari 2017.
Diawali dengan kedatangan tim observasi dan bermacam-macam kargo, antara lain, empat mobil Mercy S600 dan dua elevator elektrik di Halim dan Ngurah Rai.
Pada 1 Maret lalu, JAS menangani enam penerbangan dari pukul 00.05 WIB sampai dengan pukul 17.30 WIB.
Penerbangan yang membawa Raja Salman tiba lebih awal dari waktu yang sudah ditentukan, yaitu pada pukul 12.30 WIB.
Tangga penumpang selain elevator elektrik berhasil ditempelkan dengan baik ke badan pesawat.
Sebanyak 67 orang ‘greeters and meeters’ pun siap melayani kebutuhan para tamu Kerajaan Arab Saudi, seperti pengurusan keimigrasian, pengawalan kru, dan penyediaan kursi roda. Lebih dari 200 orang dikerahkan untuk ground handling itu.
Raja Salman terbang dengan pesawat B747-400 berregistrasi HZHM1 –HM dari His Majesty dan 1 adalah yang utama.
Pesawat menginap (ron) di Bandara Halim. Penerbangan lain untuk rombongan Kerajaan Arab Saudi itu menggunakan pesawat Boeing 737-700, Gulfstream G4, Boeing 747-400, Boeing 757, dan Boeing 777-300.
Di Halim dan Ngurah Rai, JAS menyiapkan peralatan penunjang ground handling, yakni 66 motorized & non–motorized pada 24 Februari, serta 25 Februari mendatangkan tujuh peralatan tambahan: dua pushback, dua high loader, satu invalid passenger lift (IPL), satu apron bus, dan dua baggage towing tractor (BTT).
Banyak dukungan diberikan agar ground handling yang dilaksanakan JAS berjalan lancar, khususnya dari Otoritas Bandara Wilayah I Soekarno-Hatta dan PT Angkasa Pura II (Persero).
Berkat dukungan itu, pengiriman ground support equipment (GSE) tambahan dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta ke Halim hanya membutuhkan waktu satu hari.
Padahal biasanya proses perizinan dan pengiriman itu membutuhkan waktu empat hari.
Ada permintaan dari Saudia pada detik-detik terakhir pada 28 Februari pukul 14.00 WIB berupa pemasangan kanopi dan karpet merah di dua tangga penumpang motorized milik JAS. Permintaan tersebut dapat diselesaikan pada pukul 23.00 WIB pada hari yang sama.
Padahal normalnya untuk pemasangan kanopi dan karpet merah itu memakan waktu dua hari.
JAS siap mengantisipasi segala kemungkinan lewat penyediaan IPL. Hal ini terbukti berguna karena pada penerbangan 28 Februari IPL difungsikan.
Setelah menangani penerbangan Raja Salman pada pukul 12.30 WIB, JAS harus siap menangani tiga penerbangan dalam waktu ketibaan yang sangat berdekatan.
Tiga penerbangan ini hanya berselisih 15 menit antara satu penerbangan dengan penerbangan lainnya.