Menhub Heran Kapal Inggris Bisa Tabrak Terumbu Karang Raja Ampat
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yakin kapal pesiar MV Caledonian Sky memiliki teknologi pengukur kedalaman laut.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yakin kapal pesiar MV Caledonian Sky memiliki teknologi pengukur kedalaman laut.
Oleh sebab itu, Budi mempertanyakan mengapa kapal itu bisa menabrak habitat terumbu karang di perairan Dangkal Raja Ampat, Papua.
"Secara teoritis, kapal semodern itu enggak mungkin enggak tahu kedalaman laut. Makanya itu yang akan kami klarifikasi," ujar Budi di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Rabu (15/3/2017).
Baca: Kapal Pesiar Perusak Terumbu Karang Raja Ampat Bakal Dipanggil
Lantaran kapal tersebut sudah berada di perairan Filipina, pertama-tama tim Kemenhub akan mengklarifikasinya kepada syahbandar yang berkomunikasi terakhir dengan nahkoda kapal.
"Kami akan mengumpulkan pihak-pihak yang ada di sana," ujar Budi.
Selain soal teknologi kapal, Budi juga mempertanyakan mengapa sang nahkoda bisa sampai tidak mengetahui mana jalur perairan yang boleh dilalui dan mana yang tidak.
Semestinya nahkoda sudah memiliki gambaran mengenai jalur yang akan ditempuh dan mana jalur yang dihindari.
"Dalam tata laksana pelayaran, sebenarnya sudah diatur mana mereka bisa melakukan kegiatan, mana yang tidak. Bisa dipastikan dia tidak mengikuti pola yang sudah diatur," ujar Budi.
Budi mengatakan, pihaknya tengah mengkaji jenis pelanggaran apa yang dilakukan oleh kapal asal Inggris tersebut. Namun, Budi mengatakan bahwa pusat koordinasi atas perkara itu adalah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.
Peristiwa kapal pesiar MV Caledonian Sky berpenumpang 102 orang menerabas terumbu karang di Raja Ampat itu terjadi pada 4 Maret 2017 lalu. Kapal hendak mengantarkan wisatawan melakukan pengamatan burung di Waigeo.
Entah apa penyebabnya, kapal itu terjebak di perairan dangkal. Tapi, boat menarik kapal itu pada saat air belum pasang sehingga merusak terumbu karang di bawahnya.
Catatan Pusat Penelitian Sumber Daya Laut Universitas Papua, kawasan terumbu karang yang rusak itu terdapat 8 genus terumbu karang.
Di antaranya acropora, porites, montipora dan stylophora. Kini, kapal tersebut terpantau berada di perairan Filipina.
Penulis : Fabian Januarius Kuwado
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.