Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sambil Meneteskan Air Mata, Ini Wasiat Terakhir KH Hasyim Muzadi Sebelum Wafat

Wasiat itu disampaikan oleh Kiai Hasyim ketika ia dirawat di RS Lavalette dalam rentang waktu 6 Januari - 17 Januari 2017.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Sambil Meneteskan Air Mata, Ini Wasiat Terakhir KH Hasyim Muzadi Sebelum Wafat
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ribuan warga mengusung jenazah alm. KH Ahmad Hasyim Muzadi usai disalatkan di Kompleks Pesantren Al Hikam, Depok, Jawa Barat, Kamis (16/3/2017). Hasyim Muzadi meninggal dunia pada Kamis (16/3/2017) pagi di Malang dikarenakan kesehatannya yang memburuk. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Wakil Wali Kota Malang Sutiaji merupakan salah satu orang yang mendapat wasiat dari mantan Ketua PBNU, Kh Hasyim Muzadi.

Wasiat itu disampaikan oleh Kiai Hasyim ketika ia dirawat di RS Lavalette dalam rentang waktu 6 Januari - 17 Januari 2017.

Ketika itu, Sutiaji menjenguk Kiai Hasyim sekaligus mendampingi Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin dan Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI I Made Sukadana.

"Ada wasiat yang beliau sampaikan sambil meneteskan air mata ketika itu. Wasiat itu adalah meminta menjaga bangsa ini. Beliau meminta penegak hukum menjaga Indonesia bersama-sama dengan ulama. Beliau juga memint adanya inventarisasi kiai. Kalau tidak lama setelah itu ada inventarisasi ulama, itu merupakan permintaan beliau," ujar Sutiaji di sela-sela waktunya melayat di Ponpes Al-Hikam, Jl Cengger Ayam, Kota Malang, Kamis (16/3/2017).

Baca: Semasa Hidup Hasyim Muzadi Tunjuk Lokasi Makamnya Sendiri

Baca: Hidayat Nur Wahid: KH Hasyim Muzadi Pemersatu Umat

Sambil meneteskan air mata, lanjut Sutiaji, Kiai Hasyim meminta ulama Indonesia yang berusia muda untuk membela bangsa dan menjaga nasionalisme.

Berita Rekomendasi

"Selain wasiat itu, ada juga wasiat yang beliau sampaikan kepada saya ketika dalam perbincangan empat mata. Tetapi maaf tidak bisa saya ungkap di sini," imbuhnya.

Wasiat tentang menjaga Indonesia itulah yang kini harus dilakukan oleh Sutiaji sebagai pemimpin daerah.

Ia menambahkan, Malang juga Indonesia kehilangan sosok nasionalis dan pelopor.

Hal senada juga diungkapkan KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah, pengasuh Ponpes Tebuireng, Jombang.

Gus Sholah mengatakan Indonesia kehilangan salah satu tokoh terbaiknya.

"Indonesia kehilangan tokoh, kami warga NU juga kehilangan salah satu putra terbaiknya, begitu juga umat Islam. Beliau hingga akhir hayatnya tetap memikirkan bangsa ini," tegas Gus Sholah.

Selanjutnya, Gus Sholah juga berpesan khusus kepada warga NU sepeninggal Kiai Hasyim, supaya NU bisa menempatkan dirinya secara baik.

"Tidak boleh menjadi alat politik dan bisa berdikari," pungkasnya.

Penulis: Sri Wahyunik

Sumber: Surya Malang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas