Resmikan Gedung Baru Untirta, Menristekdikti Pimpin Khataman Alquran
Segenap civitas akademik Untirta tampak khusyuk mengikuti khamatan Alquran yang dipimpin langsung Menristekdikti M Nasir.
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SERANG - Pemandangan menarik muncul dalam peresmian Gedung Dekanat Fakultas Tekhnik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Serang, Banten.
Segenap civitas akademik Untirta tampak khusyuk mengikuti khamatan Alquran yang dipimpin langsung Menristekdikti M Nasir.
Ribuan mahasiswa dan segenap karyawan, dosen, dan pejabat rektorat, serta tamu undangan melantunkan bacaan Alquran dalam kegiatan yang terselenggara berkat kerjasama Untirta, Nusantara Mengaji, dan Kemenristekdikti tersebut.
Dalam sambutannya, Menristekdikti M Nasir, mengatakan terdapat 4.000 kampus di Indonesia, dirinya ingin mengajak kepada semua mahasiswa agar mematangkan mentalnya dengan mengaji kitab suci masing-masing.
Bagi umat Islam tentu saja dengan mengkhatamkan Alquran. Bagi mereka yang beragama Hindu, Budha, Protestan, dan Katholik tentu saja menghayati kitab suci masing-masing.
"Dengan demikian mental mahasiswa semakin matang dan lulusannya berkualitas secara ilmu dan mental," kata dia di Kompleks Untirta, Serang, Banten, Senin (20/3/2017).
Menurut Nasir, agar lulusan berkualitas maka apa yang harus dilakukan, seperti dikutip dari kitab Kifayat al-Atqiya', karangan Syekh Nawawi al-Bantani, hendaknya segenap mahasiswa menjadikan tujuan hidup ibarat mutiara. Mutiara hanya tumbuh dari lingkungan dan kondisi yang baik. Mutiara tak bisa muncul dari orang yang sakit hatinya, sombong, malas, suka mengadudomba, dan gemar menyebar hoax. Dia menyebut national compititisme yaitu meliputi tenaga terampil dan kekuatan inovasi (research) harus dimiliki.
"Jika ini kita jalani, maka tidak akan ditemukan doktor palsu, ijasah palsu, dan kampus palsu," kata dia.
Koordinator Nasional Nusantara Mengaji, Jazilul Fawaid mengatakan manfaat Alquran diturunkan salah satunya adalah sebagai obat (syifa'). Jika fisik sakit maka akan sangat mudah didiagnosa dan diobati. Tensi darah, kolesterol, dapat mudah diukur.
Akan tetapi jika sakit nonfisik sulit dideteksi. Bagaimana mendeteksi sombong, malas, pelit, angkuh, dan lain sebagainya dalam diri seseorang, tentu bukan perkara mudah.
"Nah, Alquran diturunkan untuk mengobati penyakit hati," kata dia.
Jazilul menyebut bangsa indonesia perlu direvolusi bukan karena sakit fisik. Melainkan penyakit nonfisik. Oleh sebab itu Jokowi memprogramkan Revolusi Mental karena bangsa kita bukan sakit fisik. Tapi hatinya yang sakit.
"Oleh sebab itu, Alquran adalah salah satu perangkat revolusi mental bangsa Indonesia," tutur dia.
Hadir dalam acara yang berlangsung sederhana dan bermakna ini, Rektor Untirta Prof Sholeh Hidayat, MUI Cilegon, MUI Provinsi Banten, PCNU Cilegon, dan kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.