Nanang Kosim Cs Ingin Dirikan Basis Latihan Militer di Halmahera
Polri melansir kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) melalui Nanang Kosim alias NK, berencana mendirikan basis pelatihan militer di Halmahera, Maluku
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Anita K Wardhani
Diketahui, sebagian pelaku teror di Indonesia dalam tiga tahun terakhir merupakan anggota JAD. Di antaranya bom di Jakan MH Thamrin Jakarta, pelemparan bom molotov ke gereja di Samarinda, bom panci di Cicendo, Bandung, dan pembuat bom panci di Sragen.
Kepolisian telah memonitor para anggota kelompok tersebut telah melakukan pertemuan JAD se-Indonesia, di Batu, Malang, pada 21 hingga 25 November 2015 lalu.
Dalam pertemuan itu, terjadi telebicara antara JAD se Indonesia dengan Oman Abdurahman yang mendekam di tahanan Nusakambangan. Bahkan saat itu, Aman Abdurahman sempat memberikan beberapa instruksi kepada para anggota JAD.
Diantaranya agar berangkat ke Suriah, mengirim orang ke Suriah hingga membentuk struktur organisasi di Indonesia untuk melakukan amaliyah.Dan diketahui pula, sejak beberapa tahun terakhir, sebuah kawasan hutan di Poso, Sulteng, telah menjadi basis kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT), kelompok Santoso-Basri dan faksi Ali Kalora.
Namun, kekuatan dan eksistensi kelompok dan faksi-faksi tersebut telah jauh berkurang setelah tim gabungan Polri dan TNI melaksanakan operasi pengejaran dan penangkapan dengan Operasi Camar Maleo sejak 26 Januari 2015 dan Operasi Tinombala sejak 9 Maret 2016 hingga saat ini.
Pada 18 Juli 2016, pimpinan kelompok teror di Poso yang paling dicari, Santoso alias Abu Wardah, telah tewas ditembak oleh Satgas Operasi Tinombala setelah baku tembak di Desa
Tambarana.
Penyandang Dana
Kombes Pol Martinus Sitompul menyebut terduga teroris berinisial SM alias AR (45) yang ditangkap di Cikarang, Bekasi, terlibat dalam teror bom di kawasan MH Thamrin, Jakarta, Januari 2016 lalu.
"Keterlibatannya mendanai bom Thamrin pada awal 2016," ujar Martinus.
Martinus mengatakan, SM juga membeli beberapa senjata dari Filipina Selatan. Dua senjata api yang digunakan dalam peristiwa di Thamrin itu merupakan bagian dari senjata yang dibeli SM.
"Ada juga beberapa senjata yang dibeli yang masih akan kita dalami," kata Martinus.
Selain itu, SM diketahui punya koneksi langsung dengan kelompok teroris di Filipina Selatan. Ia juga membangun kelompok teror Indonesia dan Filipina Selatan.
Martinus mengatakan, dalam pengembangannya, polisi menangkap beberapa terduga teroris lain yang masih bagian dari kelompok SM.BEP (37) ditangkap di Ciputat, Tangerang Selatan, pada hari yang sama dengan SM.
"Keterlibatannya bagian dari SM. Pernah ikut pelatihan militer di Filipina," kata Martinus.
Adapula M, terduga teroris yang ditangkap di Pandeglang, dan AJ yang ditangkap di Pandeglang pada hari yang sama. Mereka juga merupakan rekan SM, namun tidak mengikuti pelatihan di Filipina.
Martinus mengatakan, SM diperkirakan sempat beberapa waktu menetap di Filipina Selatan untuk mengikuti pelatihan militer bersama kelompok teroris di sana.
"Dia punya koneksi yang cukup, dengan melatih, membeli senjata, bertukar informasi, bagian dari koneksi dengan kelompok teror," kata Martinus.Namun, belum dapat dipastikan apakah itu kelompok yang sama dengan Abu Sayyaf.(abdul qodir)