Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kecam Pembunuhan Siswa Taruna Nusantara, Politikus Demokrat Desak Polisi Segera Usut Tuntas

Siswa SMA Taruna Nusantara bernama Krisna diduga dibunuh dengan cara disayat di bagian leher.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Willem Jonata
zoom-in Kecam Pembunuhan Siswa Taruna Nusantara, Politikus Demokrat Desak Polisi Segera Usut Tuntas
ISTIMEWA
ILUSTRASI 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fraksi Partai Demokrat merespon peristiwa pembunuhan Krisna Wahyu Nurachmad, siswa SMA Taruna Nusantara Magelang di barak (31/3/2017).

Sekretaris Fraksi Demokrat Didik Mukrianto mengecam peristiwa ini dan meminta aparat keamanan segera mengusut tuntas.

‘’Siapapun korban, dan siapapun pelakunya, masyarakat harus tahu secara jelas," tegas Didik di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (31/3/2017).

Karena, lanjut dia, ini bukan hanya tentang nyawa seseorang, tapi peristiwa terjadi di lembaga pendidikan yang selama ini diharapkan mampu mencetak kader pemimpin bangsa berkualitas dan berkarakter serta memiliki daya saing Nasional maupun Internasional. 

Krisna diduga dibunuh dengan cara disayat di bagian leher. Menurut polisi, Krisna ditemukan tewas berlumuran darah oleh pendamping asramanya pagi, di Barak G17 kamar 2B saat hendak dibangunkan untuk salat subuh.

‘’Fakta yang ada, Korban tewas sangat mengenaskan di lingkungan sekolah, tempat korban ditempa dan disiapkan menjadi calon pemimpin bangsa," ucapnya.

Berita Rekomendasi

Konteks inilah, kata dia, yang harus juga diungkap dan dituntaskan, agar kita bisa memberikan respons dan tindakan serta penanganan yang tepat terkait aspek-aspek lain disamping tindakan dan penegasan hukumnya.

Anggota Komisi III DPR itu mengatakan Demokrat menyampaikan duka cita dan mengecam tindakan pelaku. Ia juga meminta kepolisian serius mengusut tuntas dan mengungkap seutuhnya, serta menyampaikan hasilnya kepada publik.

Sementara Ketua Komisi X DPR Teuku Riefky Harsya menyampaikan, meski kematian Krisna terjadi di barak, masyarakat tidak perlu tergesa-gesa menuding sistem dan cara-cara pendidikan di SMA Taruna sebagai penyebab.

’Makanya, ia sepakat bahwa kasus ini harus diusut seterang mungkin. Siapa pelaku, alasan tindakannya, urutan sebab yang membawanya pada tindakan sadis itu, perlu juga diperjelas.

"Nanti akan terlihat, apakah berkorelasi secara kuat dengan sistem pendidikan di lembaga itu, atau tidak sepenuhnya terkait. Kita harus obyektif,’’ kata Riefky.

Selama ini, lanjut Riefky, dalam sejumlah kasus kematian siswa di sekolah dinas yang menerapkan sistem militer, terdapat cara-cara kebablasan.

Tanpa harus disebut daftarnya, beberapa kasus terdahulu melibatkan senior yang misalnya, melakukan’ penyiksaan’ terhadap juniornya secara berlebihan karena dianggap tradisi.

‘’Kasus seperti itu tak sekali dua kali terjadi. Kita sudah banyak bicara itu dn semoga ada perbaikin. Tapi kasus kematian Krisna ini, bisa jadi berbeda. Masalahnya, dia ada lembaga pendidikan militer juga. Jadi mengapa? Apa yang terjadi? Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah peristiwa serupa terjadi di masa depan? Itu sangat penting,’’ ujar Riefky.

Sedangkan Didik menegaskan, jika persoalannya secara umum bermuara pada sistem, konsep atau cara-cara yang dipraktikkan dalam proses pendidikan, DPR tidak akan segan-segan untuk mengoreksi. Bahkan menuntut perubahan mendasar kepada lembaga pendidikan bersangkutan.

Record SMA Taruna selama ini sangat baik. Dari sekolah ini diharapkan muncul kader pemimpin bangsa yang bewawasan kebangsaan, kejuangan, kebudayaan, serta memiliki keunggulan komparatif, kompetitif, yang mampu bersaing tak hanya di level nasional.

"Jadi ini sangat memprihatinkan. Untuk itu kami meminta ada evaluasi dan perbaikan yang mendasar terkait dengan pengelolaan dan pengawasan di sekolah ini agar tidak terulang,’’ kata Didik.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas