Ketika Jokowi Bicara Upaya Ambil Alih Tambang Asing
Presiden Joko Widodo memberikan sinyal akan mengambil alih aset-aset pertambangan di Indonesia yang masih dikuasai perusahaan asing.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo memberikan sinyal akan mengambil alih aset-aset pertambangan di Indonesia yang masih dikuasai perusahaan asing.
Dalam pidatonya di acara Forum Ekonomi Umat yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Hotel Sahid, Jakarta, Sabtu (22/4/2017), Jokowi menceritakan soal beberapa aset tambang yang mulai diambil alih pemerintah dan swasta dalam negeri.
"Misalnya Blok Mahakam yang dulunya dimiliki Jepang, pada tahun lalu sudah 100 persen sudah diambil alih oleh pemerintah dan diberikan kepada Pertamina," ujar Jokowi.
Jokowi melanjutkan, aset tambang yang diambil alih selanjutnya yakni Newmont. Namun, pengambilalihan tersebut bukan dilakukan oleh pemerintah, melainkan oleh pengusaha dalam negeri, yakni Arifin Panigoro.
Arifin sendiri hadir dalam Kongres Ekonomi Umat tersebut.
"Yang kedua Newmont, ini tambang emas terbesar yang ada di Nusa Tenggara," kata Jokowi.
Ini juga telah diambil alih oleh pengusaha yang pada siang hari ini juga hadir. Yang sebelumnya dimiliki oleh Australia, sudah dimiliki swasta kita, Pak Arifin Panigoro," ujar dia.
Mendengar pernyataan Jokowi itu, Arifin hanya tertawa sambil mengangguk-anggukan kepalanya.
"Pak Arifin juga harus ngerti bahwa itu juga didukung oleh pemerintah," ujar Jokowi.
Lantas, bagaimana dengan aset pertambangan lain yang masih dikuasai perusahaan negara lain? Jokowi mengatakan, publik harus bersabar untuk mewujudkan hal tersebut.
"Nah ini satu-satu, jangan langsung diminta semuanya. Yang jelas ini patut kita syukuri," ujar Jokowi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.