Kemnaker Gandeng Wall Street English Untuk Tingkatkan Kemampuan Bahasa Inggris Buruh Migran
Menteri Ketenagakerjaan (M Hanif Dhakiri menanggapi positif tawaran Wall Street English (WSE) untuk bekerjasama dalam meningkatkan kemampuan Bahasa In
Editor: Content Writer
Peluang tenaga kerja Indonesia ke luar negeri di sektor formal sangat besar. Namun, terkendala masalah kemampuan bahasa sehingga tantangannya ialah meningkatkan kemampuan teknis berbahasa.
Menteri Ketenagakerjaan, M Hanif Dhakiri menanggapi positif tawaran Wall Street English (WSE) untuk bekerjasama dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris buruh migran.
“Saya sangat mengapresiasi rencana ini, mengingat kemampuan Bahasa Inggris merupakan kebutuhan yang sangat penting supaya buruh migran Indonesia bisa bersaing di kancah global,”ungkap Menaker saat menerima audiensi delegasi WSE pada Rabu (26/04/2017), di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Jakarta Selatan.
Wall Street English adalah bagian dari Pearson, perusahaan pendidikan terbesar di dunia. Pearson memiliki 37.000 karyawan yang berbasis di lebih dari 60 negara di seluruh dunia.
Wall Street English memiliki kantor pusat di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat; Barcelona, Spanyol, dan Luxembourg.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemnaker Hery Sudarmanto mengatakan, tenaga kerja asing seperti Filipina, mereka memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang bagus, sehingga kita perlu meningkatkan kemampuan di bidang bahasa supaya bisa bersaing.
“Untuk level budaya, Indonesia lebih unggul dibanding negara-negara lain, tetapi untuk kemampuan bahasa, kita masih tertinggal. Oleh karena itu, kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia melalui kemampuan Bahasa Inggris,” ungkap Hery.
Selama ini, tambahnya, Kemnaker sudah bekerjasama dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), namun kerjasama dengan WSE ini diharapkan mampu memberi dampak yang semakin baik terhadap peningkatan kemampuan bahasa buruh migran.
“Langkah selanjutnya yang akan diambil adalah melakukan pembicaraan, "tambah Hery.
Direktur Sumber Daya Manusia WSE, Sweeta Melani mengatakan, pelatihan hanya akan diberikan kepada calon TKI formal.
“Jangan sampai TKI yang sudah memiliki skill, kalah bersaing hanya karena lemah penguasaan bahasa Inggris,” ujarnya.
Bagaimana teknis pelatihannya, dia menjelaskan, pelatihan akan disampaikan hingga TKI memperoleh sertifikat kemampuan berbahasa Inggris dari WSE.
“Soal pendanaan, rencananya akan menggunakan program corporate social responsibility dibawah koordinasi Kemnaker, " ujar Hery.
Pelatihan akan segera dilaksanakan tahun ini di lembaga pengembangan bahasa WSE di Jakarta dan Bandung.
Sebenarnya, Menaker mengharapkan pelatihan bisa diberikan di Balai Latihan Kerja di bawah Kemnaker yang tersebar di 19 kota.
Namun hal itu belum bisa dilaksanakan karena pihak WSE akan mengajak peserta berlatih di lingkungan yang setiap hari menggunakan bahasa Inggris. Hal ini belum bisa dilakukan jika pelatihannya di BLK. (*)