Saksi Ungkit Peran Chairuman Harahap Tawarkan Satu Alat e-KTP
"Tanya teknik biometrik. Dia tanya mana yang benar. Cuma dia bilang Cogent mahal,"
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eri Komar Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peran mantan Ketua Komisi II DPR RI Chairuman Harahap kembali terungkap dalam persidangan lanjutan korupsi pengadaan KTP elektronik tahun anggaran 2011-2012.
Keterangan tersebut disampaikan Presiden Direktur PT Avidisc Crestec Interindo, Wirawan Tanzil saat bersaksi untuk terdakwa Irman dan Sugiharto.
Dalam kesaksiannya, Wirawan mengaku dikenalkan dengan politkus Partai Golkar itu oleh anggota Komisi II DPR dari Fraksi Demokrat Ignatius Mulyono (almarhum).
"Itu ketemu di Senayan City, lagi jalan nggak sengaja (ketemu)," kata Wirawan Tanzil di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (27/4/207).
Dalam pertemuan tersebut, Wirawan mengungkapkan Chairuman bertanya soal biometrik yang digunakan di e-KTP.
Chairuman kemudian mengatakan bahwa harga Cogent Systems, Inc, untuk biometrik e-KTP terlalu mahal.
Baca: Jaksa Cecar Keponakan Setya Novanto Soal Modal Rp 600 Miliar Berani Ikut Tender e-KTP Rp 5,9 Triliun
Baca: Olly Dondokambey Sebut Usulan Anggaran e-KTP Datang dari Pemerintah
Baca: Olly Dondokambey Bantah Kenal dan Terima Uang dari Andi Narogong Terkait Proyek e-KTP
Cogent Systems adalah salah satu produsen sistem identifikasi sidik jari otomatis (AFIS).
Sementara yang akhirnya digunakan adalah merk L-1 yang disediakan Johanes Marliem.
"Tanya teknik biometrik. Dia tanya mana yang benar. Cuma dia bilang Cogent mahal," ungkapnya.
Biometrik adalah identifikasi individu berdasarkan ciri-ciri yang melekat padanya.
Ciri tersebut bisa berupa ciri fisiologis seperti sidik jari dan mata ataupun ciri perilaku seperti suara.
Sistem ini lah yang melekat pada e-KTP.
Jaksa KPK kemudian membacakan ulang hasil Berita Acara Pemeriksaan (BAP) milik Wirawan saat diperiksa penyidik KPK.
Baca: Miryam Jadi Buronan KPK, Hanura: Dihubungi Tidak Pernah Nyambung
Baca: Kuasa Hukum Nilai KPK Berlebihan Tetapkan Miryam Masuk Daftar Buron
"Bahwa Chairuman bilang terkait harga Cogent mahal. Dia minta informasi teknologi terkait proyek e-KTP. Menyampaikan produk L1 lebih murah dari produk Cogent?" tanya jaksa KPK.
"Dia (Chairuman) katakan yang lain lebih murah," jawab Wirawan.
Perusahaan Wirawan pada akhirnya tidak ikut dalam peserta.
Wirawam mengaku mencium bau tidak sedap sehingga memutuskan untuk menarik diri.
"Saya diajak gabung ke Konsorsium Murakabi, tapi saya tolak. Saya mengundurkna diri. Saya lihat situasinya enggak enak," kata Wirawan Tanzil.
Ketua konsorsium Murakabi Sejahtera adalah Irvanto Hendra Pambudi dari PT Murakabi.
Irvanto adalah keponakan Ketua DPR RI yang saat itu menjabat sebagai ketua fraksi Partai Golkar.