Tito Karnavian Pimpin Pemakaman Mantan Kapolri Widodo Budidarmo di TMP Kalibata
Pemakaman turut hadiri pihak keluarga, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, sejumlah perwira tinggi Polri dan TNI.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Kapolri Jenderal (Purn) Widodo Budidarmo dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (6/5/2017) siang.
Kapolri saat ini, Jenderal Tito Karnavian, memimpin langsung upacara pemakaman jenazah seniornya tersebut.
Pemakaman turut hadiri pihak keluarga, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, sejumlah perwira tinggi Polri dan TNI, Ketua Persatuan Purnawirawan Polri Jenderal (Purn) Bambang Hendarso Danuri, Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno (1993-1998), serta sejumlah purnawirawan Polri dan TNI.
Bahkan, Kapolri periode 1978-1982, Awaluddin Dhamin (89 th), dengan kursi roda turut menghadiri pemakaman seniornya itu.
Upacara pemakaman diawali dengan peletakkan jenazah ke dalam liang lahat dengan prosesi militer. Tembakan salvo satu kali ke udara mengiringi penurunan jenazah ke liang lahat.
Acara dilanjutkan dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh pemuka agama.
Tito Karnavian, Bambang Hendarso, serta istri dan anak almarhum secara bergantian memasukkan tanah dengan sekop ke liang lahat. Beberapa petugas pemakaman melanjutkan penguburan jenazah.
Acara dilanjutkan dengan peletakkan karangan bunga di atas makam oleh Tito Karnavian, Bambang Hendarso Danuari dan perwakilan keluarga.
Dalam sambutannya, Tito menyampaikan belasungkawa kepada keluarga mendiang atas meninggalnya Widodo Budidarmo.
Menurut Tito, kepergian mantan Kapolri Widodo Budidarmo sangat mengejutkan jajaran kepolisian. "Namun, Tuhan Yang Maha Kuasa telah menghendaki demikian. Sebagai umat beragama yang percaya terhadap kekuasaan-Nya, hendaknya kita menerima dengan ikhlas setiap keputusan dari-Nya," ucap Tito.
Tito mengajak yang hadir untuk memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan, kesabaran, bimbingan dan perlindungan. "Lebih dari itu, semoga diampuni dosa-dosa almarhum selama di dunia, dan almarhum mendapat tempat yang terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa," ujarnya.
Tito mengatakan, seluruh anggota korps Bhayangkara merasa sangat kehilangan atas meninggalnya Widodo Budidarmo.
Di mata Tito, almarhum semasa menjadi anggota Polri selalu memegang teguh integritas, penuh perjuangan dan berdedikasi tinggi. Dan dalam melaksanakan tugas yang dipercayakan selalu rajin dan tekun.
Menurut Tito, banyak terobosan dan prestasi dari seorang Widodo Budidarmo semasa menjabat Kapolri.
Di antaranya pencetus ide Kantor Bersama bagi Polri, Pemda DKI Jakarta dan Perum AK Jasa Raharja untuk pengurusan surat-surat kendaraan bermotor, seperti STNK, BPKB dan lain-lain, yang kini dikenal Sistem Satu Atap di Samsat Polda.
"Almarhum semasa hidupnya adalah seorang Bhayangkara yang mendarmabaktikan hidupnya secara penuh kepada kepolisian, masyarakat, bangsa dan negara. Bahkan, hingga akhir hayatnya," tukasnya.
Pemakaman diakhiri dengan penyerahan bendera Merah Putih yang sebelumnya membalut peti jenazah Widodo Budidarmo dari Tito Karnavian kepada istri almarhum.
Mantan Kapolri Jenderal (Purn) Widodo Budidarmo meninggal dunia di RS Medistra, Jakarta, Jumat, 5 Mei 2017, dini hari.
Widodo Budidarmo menjadi Kapolri ketujuh pada masa Presiden Soeharto, sejak 26 Juni 1974 hingga 25 September 1978. Ia tutup usia di umur 89 tahun dengan meninggalkan seorang istri dan tiga anak.