PISPI dan IDI Masuk Kampus Menginspirasi Mahasiswa
Kelas inspirasi ini di isi dua narasumber utama yaitu dr. Zainal Abidin, Ketua Umum PB IDI 2012-2015 dan Arif Guntoro dari Sekretaris Jenderal PISPI.
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Hari ini, Kamis (11/5/2017), kembali Badan Pengurus Pusat Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (BPP PISPI) dan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melaksanakan kegiatan bersama sebagai rangkaian kegiatan Hari Bakti Dokter Indonesia ke-109 tahun.
Kegiatan berama itu dengan menggelar kelas inspirasi pertanian dan kesehatan di LT 5 Fakultas Kedokteran Kampus Universitas Hasanuddin.
Kelas inspirasi ini di isi dua narasumber utama yaitu dr. Zainal Abidin, Ketua Umum PB IDI 2012-2015 dan Arif Guntoro dari Sekretaris Jenderal BPP PISPI.
Kelas inspirasi ini turut pula dihadiri dr. Daeng Mohammad Faqih selaku Ketua Umum PB IDI terpilih untuk masa bakti 2019-2021, dan yang bertindak sebagai pemandu acara Kamhar Lakumani Ketua I BPP PISPI.
Kegiatan ini diikuti mahasiswa dari berbagai fakultas dalam ruang lingkup Agro Kompleks dan Medis Kompleks termasuk ketua-ketua lembaga kemahasiswaan tingkat fakultas maupun tingkat jurusan intra dan ekstra kampus.
Sebelum memulai paparannya, dr. Zaenal Abidin, mengawali dengan pemutaran film pendek tentang kiprah dokter mulai di zaman penjajahan hingga kemerdekaan.
"Di masa penjajahan banyak anak bangsa yang memiliki latar belakang pendidikan dokter dan berprofesi dokter ikut aktif dan berperan nyata membangun kesadaran kebangsaan serta berjuang untuk memerdekakan bangsa dari belenggu kebodohan dan penjajahan," kata dr Zaenal Abidin.
Selanjutnya di awal-awal kemerdekaan, para dokter mengemban tugas hampir di semua posisi pemerintahan. Menempati posisi-posisi penting sebagai Menteri yang bahkan tak memiliki hubungan pendidikan formal dengan kesehatan.
Pada masa itu, menurut dr. Zaenal, dokter yang ditugaskan kedaerah-daerah memiliki fungsi dan peran yang lebih luas, termasuk bercocok tanam, beternak sampai memelihara ayam untuk mengajarkan penting konsumsi telur, buah, sayur dan pangan sehat untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan.
"Untuk mengajarkan pola hidup sehat. Jadi dokter tak hanya bertugas mengobati atau menyembuhkan penyakit," katanya.
dr. Zaenal juga menceritakan tentang sejarah peringatan dan pencanangan HBDI oleh PB IDI dilandasi tekad dan semangat yang tinggi akhirnya SBY selaku Presiden RI pada masa itu mencanangkan dan menetapkan HBDI menjadi rangkaian peringatan 100 tahun kebangkitan nasional.
"Pesan yang disampaikan kepada mahasiswa, bahwa kita tidak boleh membatasi atau membelunggu diri kita dengan hanya pada apa yang kita geluti dan selalu berpikir positif mulai dari kalimat positif untuk menjadi inspirasi dan sumber kekuatan," ujar dr Zaenal.
Sementara itu, Arif Guntoro memaparkan bahwa masih adanya Inferior minded dikalangan mahasiswa pertanian, ini yang mesti dirubah. sesungguhnya pertanian mengemban tugas mulia, selama manusia masih butuh makan peran pertanian akan terus vital dan penting.
"Melalui organisasi kemahasiswaan, kita berkesempatan untuk belajar dan mempersiapkan diri kita untuk lebih punya daya saing. Kiprah sebagai aktifis dan organisatoris akan membawa kita memiliki soft skill atau soft kompetensi yang memadai. Di dunia kerja atau di dunia nyata, ini sangat penting. Jika hard skill bisa dikuasai dengan belajar, soft skill hanya bisa didapatkan dari pengalaman. Ini yang bisa didapatkan dengan berorganisasi di kala mahasiswa," papar Arif Guntoro yang pernah menjadi Ketua Umum Senat Mahasiswa Pertanian UGM itu.