Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jika Ahok Ditangguhkan, Khaththath Juga Harus Ditangguhkan

Kapitra Ampera juga meminta agar penahanan Sekretaris Jenderal FUI AI Khaththath juga ditangguhkan.

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Sanusi
zoom-in Jika Ahok Ditangguhkan, Khaththath Juga Harus Ditangguhkan
Repro/KompasTV
Tim advokasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI), Kapitra Ampera memberikan keterangan kepada wartawan seusai bertemu dengan pimpinan Mahkamah Agung (MA) di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (5/5/2017) siang. Dengan dikawal polisi dan TNI, 11 perwakilan GNPF MUI yang saat itu menggelar Aksi 55 bertemu dengan pimpinan MA. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Apabila Pengadilan Tinggi DKI Jakarta mengabulkan permohonan penangguhan penahanan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), pengacara Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Kapitra Ampera juga meminta agar penahanan Sekretaris Jenderal FUI AI Khaththath juga ditangguhkan.

Saat ini baik Ahok maupun Khaththath, Abu Bakar dan beberapa mahasiswa sama-sama ditahan di Mako Brimob, Kepala Dua, Depok, Jawa Barat.

Sebelumnya, Khaththath dan beberapa rekannya ditangkap di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat atas tuduhan makar. Mereka ditangkap jelang aksi massa pada 31 Maret 2017.

"Kalau itu dilakukan (Ahok ditangguhkan), maka Al Khaththath, dan yang lainnya harus juga ditangguhkan penahanannya. Mereka punya hak yang sama," ujar Kapitra di Masjid Raya, Al Ittihaad, Tebet, Jakarta Selatan.

Atas kasus makar yang dituduhkan, Kapitra meminta penyidik Polda Metro untuk membuktikan karena hingga kini prosesnya belum jelas.

Lebih lanjut, Kapitra juga menyinggung soal aksi polisi dalam mengamankan dan menjaga para pendukung Ahok, menurutnya ada diskriminatif jika dibandingkan saat mengamankan aksi GNPF.

"Massa pendukung Ahok sampai larut malam di Cipinang tidak dibubarkan. Di Mako Brimob juga begitu‎. Demo kami sampai jam 18.00 dibubarkan tapi demo mereka sampai subuh gak dibubarkan. Ini sudah diskriminasi telanjang," tegasnya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas