Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Garangnya Serangan Ransomware Terhadap Sistem di Pemerintah dan Bisnis Asia

Otoritas pun telah memperingatkan pengguna dan staf untuk mengklik pada lampiran atau link.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Garangnya Serangan Ransomware Terhadap Sistem di Pemerintah dan Bisnis Asia
HANDOUT/KOMPAS IMAGES
Tampilan sistem antrean pasien sebuah rumah sakit di Jakarta yang terjangkit malware Ransomware, Sabtu (13/5/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Pemerintah dan bisnis di Asia melaporkan mendapat gangguan akibat serangan virus siber WannaCry Ransomware pada Senin (15/5/2017).

Ahli cybersecurity pun memperingatkan dampak yang lebih luas akan terjadi ketika karyawan lain menyalakan komputer mereka dan memeriksa email.

Serangan siber berskala besar yang menelan 200 ribu korban 150 negara telah menyebar terutama melalui e-mail, memukul pabrik, rumah sakit, Toko, dan sekolah-sekolah di seluruh dunia.

"Sebagian besar serangan datang melalui email, jadi ada banyak 'ranjau darat' di inbox atau email masuk," ujar Michael Gazeley, managing director dari jaringan Network Box, sebuah perusahaan cybersecurity yang berbasis di Hong Kong.

Di Cina--ekonomi terbesar kedua di dunia, raksasa energi PetroChina mengatakan sistem pembayaran beberapa bensin yang terkena, meskipun sudah mampu mengembalikannya menjadi normal kembali.

Beberapa badan pemerintah Cina, termasuk aparat polisi dan lalu lintas, melaporkan mereka telah diserang oleh hack, menurut posting di mikroblog resmi.

Koran China Daily mengutip perusahaan teknologi Cina Qihoo 360, mengatakan bahwa setidaknya 200.000 komputer telah terpengaruh virus siber ini di Cina, juga sekolah dan Kolese.

BERITA REKOMENDASI

Seorang juru bicara pasar saham Hong Kong dan kliring, salah satu bursa terbesar di wilayah ini, mengatakan semua sistem sejauh ini bekerja normal. "Kami tetap sangat waspada," katanya.

Otoritas pun telah memperingatkan pengguna dan staf untuk mengklik pada lampiran atau link.

Begitu juga di salah satu sekolah di Korea Selatan melarang murid-muridnya menggunakan internet.

Kantor Blue House Presiden Korea Selatan mengatakan sembilan kasus ransomware ditemukan di negaranya, tetapi tidak memberikan rincian di mana serangan virus siber itu terjadi.

Di Australia, Dan Tehan, Menteri bertanggung jawab untuk cybersecurity, mengatakan hanya tiga bisnis telah terpukul oleh virus siber itu.


Tidak ada kasus yang dilaporkan terjadi di Selandia Baru.

Pakar keamanan Cyber mengatakan penyebaran ransomware telah melambat sejak muncul pada hari Jumat pekan lalu.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas