Menteri Susi Awasi Operasi Laut Jaring Wallacea 2017
Menteri Kelautan dan Perikanan RI, DR (Hon) Susi Pudjiastuti selalu memperhatikan bidang kelautan dan perikanan yang dibidanginya selama ini.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan RI, DR (Hon) Susi Pudjiastuti selalu memperhatikan bidang kelautan dan perikanan yang dibidanginya selama ini dengan baik.
"Saya pasti perhatikan baik bidang saya kelautan dan perikanan dan operasi laut ini," kata Menteri Susi kepada Tribunnews.com, Senin (15/5/2017).
Menteri Susi memperhatikan Operasi Laut Jaring Wallacea 2017.
"Hari Pertama Operasi Laut Jaring Wallacea 2017, kapal patroli BC 3000 pada tanggal 11 Mei 2017 telah melakukan penindakan terhadap KM HAMDAN V (gt 27) di perairan di dekat kepulauan KANGEAN dengan muatan amonium nitrat (pengakuan nahkoda sebanyak 2000 karung @ 25 kg akan dihitung lebih lanjut) asal Pulau Aur Malaysia yang berangkat tanggal 26 April lalu," ungkapnya.
Kapal itu dari Sagulung, Batam dengan tujuan Alor Flores Timur, dan Kapal Patroli BC 30006 beserta kapal tangkapannya diarahkan ke Kanwil DJBC Bali.
Operasi Laut Jaring Wallacea 2017 dilakukan Bea Cukai untuk mengawasi wilayah perairan tengah dan timur Indonesia.
Tanggal 4 Mei dibuka dengan Operasi Patroli Laut Jaring Sriwijaya 2017 di Batam yang bertujuan mengawasi perairan barat Indonesia.
Direktur Penindakan dan Penyidikan, Harry Mulya mengungkapkan untuk melanjutkan keberhasilan Operasi Patroli Laut di tahun 2016, tahun ini Bea Cukai kembali menggelar operasi patroli laut tersebut.
"Hal ini ditunjukan untuk mengoptimalkan pelaksanaan patroli laut di wilayah perairan timur Indonesia," ungkapnya.
Harry menambahkan, mengingat tren penyelundupan yang cenderung meningkat menjelang Hari Raya ldul Fitri, maka perlu diantisipasi dengan meningkatkan kesiapan patroli laut Bea Cukai.
Operasi Patroli Laut Bea Cukai Jaring Wallacea 2017 akan melibatkan 8 satuan kerja yaitu Directorat Penindakan dan Penyidikan, 4 Kantor Wilayah timur Indonesia, dan 3 Pangkalan Sarana operasi. Harry menambahkan bahwa operasi patroli ini akan terbagi ke dalam 4 wilayah, dan 9 sektor.
"Sektor-sektor tersebut mulai dari perairan Kalimantan Bagian Timur, Sulawesi, Halmahera, Banda, Bali, Arafura, hingga perairan utara Papua," jelasnya.
Dalam menjalankan operasi patroli laut ini, Bea Cukai telah menetapkan strategi yaitu dengan mengintegrasikan human intelligence dengan teknologi maritime surviellance dalam meningkatkan efektivitas patroli laut.
Harry juga menjelaskan bahwa sasaran dari operasi ini antara lain untuk mencegah dan menindak pemasukan barang berbahaya seperti senjata dan bahan peledak, minuman keras ilegal hasil hutan dan barang tambang ilegal, illegal fishing, serta ballpress di wilayah Timor Leste dan Sulawesi.
Selain barang-barang tersebut, patroli laut Bea Cukai juga akan memaksimalkan pengawasan terhadap kejahatan lintas negara khususnya pengawasan terhadap penyelundupan narkotika jalur laut, mengingat trennya saat ini juga menunjukkan peningkatan.
"Hal ini dilakukan sebagai bentuk nyata peran Bea Cukai dalam mengamankan masyarakat dari peredaran barang-barang ilegal yang membahayakan masyarakat, juga melindungi pasar dalam negeri," tegas Harry.
Operasi patroli laut yang dilakukan Bea Cukai terus menunjukkan peningkatan tangkapan dari tahun ke tahun.
Di tahun 2016, Bea Cukai berhasil melakukan 404 penindakan, sementara hingga April 2017 Bea Cukai telah melakukan 184 penindakan.
Adapun hasil penindakan tersebut merupakan upaya nyata Bea Cukai dalam bersinergi untuk menjaga wilayah perairan timur Indonesia.
Selain itu hasil penindakan dari operasi ini merupakan bukti keseriusan Bea Cukai dalam melakukan pengawasan untuk mengamankan wilayah perairan Indonesia dari penyelundupan.