Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ajakan Rekonsiliasi Sebaiknya Diiringi Komitmen Teguh Tak Pakai Isu SARA

Tapi jauh lebih sempurna kalau kita meneguhkan komitmen untuk mencegah penggunaan SARA dalam hajatan politik.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Ajakan Rekonsiliasi Sebaiknya Diiringi Komitmen Teguh Tak Pakai Isu SARA
Tribunnews.com/Eri Komar Sinaga
Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti. TRIBUNNEWS.COM/ERI KOMAR SINAGA 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam beberapa hari ini, beredar himbauan dan ajakan untuk melakukan rekonsiliasi dan mendinginkan suasana.

Tentu saja seruan dan ajakan seperti ini sangat patut diperhatikan.

Hanya saja, menurut pengamat Politi Ray Rangkuti, ajakan dan himbauan tersebut sebaiknya diiringi dengan ajakan untuk berkomitmen teguh bahwa isu SARA sama sekali tak dapat diperkenankan dalam hajatan politik.

"Defenisi tak seiman dan karena itu tak boleh dipilih harus dinyatakan sesuatu yang tak patut diumbar demi keuntungan politik," ujar Ray Rangkuti kepada Tribunnews.com, Rabu (17/5/2017).

Mengumbar identitas SARA tegas dia, terbukti bukan saja menenggelamkan visi misi calon kepala daerah tapi membuat masyarakat menjadi terpecah bahkan setelah pilkadanya berlalu jauh.

Rekonsiliasi dan pendinginan suasana itu tentu baik. Tapi jauh lebih sempurna kalau kita meneguhkan komitmen untuk mencegah penggunaan SARA dalam hajatan politik.

"Agar hal ini tak terulang lagi di khususnya pelaksanaan pilkada serentak 2018 yang sudah di depan mata, dan pileg-pilpres 2019 berikutnya," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Evaluasi ini penting agar semua pihak menyadari apa kiranya yang mengakibatkan warga terpecah keras hanya karena misalnya urusan pilkada. Sehingga jika Pilkada berakhir, perbedaan selesai.

Untuk itu dia mengingatkan agar tidak ada lagi penggunaan isu SARA yang begitu vulgar dan identitas seiman dan berbeda iman begitu gencar disuarakan.

Sebelumnya Mantan Ketua MPR Amien Rais meminta semua pihak turut serta menjaga kedamaian dalam situasi pasca-Pilkada DKI Jakarta.

Dia berharap tak ada lagi gesekan di masyarakat. Amien juga meminta agar masyarakat tak lagi terkotak-kotak dan terpolarisasi seusai pilkada yang dimenangkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

"Ya saya kira, kalau kemarin pilkada agak hangat, sekarang ada namanya periode pendinginan. Jadi kalau perahu lewat airnya kan pecah jadi dua, kalau sudah lewat kan kembali lagi," ujar Amien di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/5/2017).


Amien juga berharap media massa menjadi pihak yang berperan aktif untuk mendinginkan suasana.

Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan, saat ini justru media sosial yang masih memanas.

"Masing-masing kubu mendinginkan, terutama kalau media massa dan cetak enggak ada masalah. Cuma medsos (media sosial) yang luar biasa, hujatan, fitnah belum habis-habis," ujar Amien.

Ia pun meyakini masing-masing pasangan calon saat ini sudah bisa menerima hasil resmi dari KPU DKI Jakarta.

"Ya sudahlah kita sadari kita ini bangsa besar. Menang jangan jumawa, kalah legawa, ini aturan main demokrasi," kata Amien.

"Masyarakat akan move on, show must go on, kehidupan harus jalan, jangan berhenti. Kita akan hadapi kompetisi ekonomi, sosial, dan militer di kawasan Asia," ujar Amien.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas