Angkernya Masalembu, Segitiga Bermuda Versi Indonesia Masih Misteri, Mistik atau Fenomena Alam?
Benar tidaknya di kawasan Masalembo terdapat fenomena misterius "Segitiga Bermuda" masih dalam perdebatan.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Benar tidaknya di kawasan Masalembo terdapat fenomena misterius "Segitiga Bermuda" masih dalam perdebatan.
Misteri masalembu seolah muncul kembali setelah insiden kebakaran KM Mutiara Sentosa 1 Jumat (19/5/2017).
Peristiwa ini mengingatkan kita pada kejadian 36 tahun lalu.
Tepatnya pada 27 Januari 1981 Kapal Motor Penumpang (KMP) Tampomas II mengalami kebakaran di sekitar Kepulauan Masalembu.
Yang jelas angkernya kawasan tersebut tidak lantas dikaitkan dengan masalah metafisika.
Pasalnya ada teori yang menyebutkan jika faktor alam di kawasan tersebut memang berpotensi menimbulkan bencana.
Kawasan Masalembo dicurigai sebagai titik munculnya fenomena alam yang disebut air pocket atau kantung udara.
Air pocket adalah kondisi di mana udaramengalir dalam kecepatan tinggi.
Pesawat yang kebetulan terbang di atasnya bisa dengan tiba-tiba tersedot ke bawah atau terpental.
Lantas perairan di kawasan tersebut juga berbahaya dengan adanya perairan dalam yang berputar.
Hanya saja kedua fenomena alam tadi belum dipastikan sebagai penyebab dari segala rentetan musibah.
Pasalnya sebelum penelitian atas bangkai pesawat atau kapal dilakukan, belum ada yang bisa memastikannya.
Sementara penelitian untuk kebutuhan ini aja masih sulit dilakukan mengingat bangkainya ada yang raib dan tenggelam.
Yang jelas fenomena Segitiga Bermuda versi Indonesia untuk sementara ini masih seru untuk dibahas.
Pasalnya, selain kawasan Masalembo, masih ada dua kawasan lagi yang dianggap berbahaya untuk transportasi udara dan laut.
Kawasan tersebut adalah gugusan pulau Katangkatang di Sumatera Barat dan perairan Liukang Tangayya Pangkep di Jawa Timur.
Di gugusan pulau Katangkatang kabarnya pernah ada juga pesawat yang raib, yaitu pesawat milik Merpati Airlines.
Artikel ini pernah dimuat di Majalah Hai edisi XXXI, Februari 2007